Dulu Bahagia Pegang Senpi, Kini Pegang Cangkul
Selasa, 08 Februari 2011 – 08:08 WIB
Di Semarang itulah Ambro direkomendasikan sebuah LSM untuk ikut Learning Farm. Dia baru bergabung pada awal Januari lalu. "Sejauh ini saya senang walaupun masih sebulan berjalan," ujar lelaki jangkung itu.
Johan menuturkan, bukan tanpa alasan bertani organik dipilih sebagai media utama untuk melatih mereka. Bertani merupakan pekerjaan yang sangat bergantung pada alam. Para peserta harus bersabar dan telaten mengurus tanaman. Jika tidak, mereka terancam gagal panen dan bangkrut.
Bertani juga bisa menjinakkan sisi liar para remaja "rentan" tersebut. Mereka yang biasanya hidup di jalanan, kata Johan, cenderung emosional dan temperamental. Dengan bertani, sisi-sisi liar mereka bisa berkurang sedikit demi sedikit.
Apalagi bertani organik. Dalam bertani model demikian, ungkap Johan, tantangannya begitu berat. Sebab, mereka tidak boleh menggunakan bahan-bahan kimia. Semua harus berbahan alami.
Di Cianjur, Jawa Barat, para remaja "rentan" diajari ilmu bertani di lahan khusus. Disebut "rentan" karena mereka tumbuh di lingkungan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408