Dulu Berebut Lift dengan Mahasiswa, Kini Punya Lift Khusus
Sabtu, 08 Januari 2011 – 08:08 WIB
Tampaknya, Eman tidak terbiasa dengan fasilitas ketua KY. Monitor gede itu merupakan salah satu alat standar untuk para komisioner (anggota) KY. Selain membuat para pimpinan terkoneksi, monitor tersebut membuat penggunanya betah di kantor. "Mouse dan keyboard-nya wireless juga kan? Berarti bisa dari jauh kalau ngetik," kata ayah dua putri itu lantas menggeser kursinya agak menjauh.
Guru besar hukum acara perdata Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, tersebut memang sedang beradaptasi dengan lingkungan barunya. Sebelumnya, Eman berkutat di dunia kampus. Dia mengajar di almamaternya di Fakultas Hukum Unpad sejak 1983. Pada 2004, dia memperoleh gelar doktor. Lima tahun kemudian, dia memperoleh gelar guru besar di bidang hukum acara perdata.
Karena lama mengajar, budaya di kampus pun ikut terbawa di KY. Saat pertama memimpin rapat pleno dengan agenda pemilihan koordinator bidang pada Senin lalu (3/1), Eman mengatur secara demokratis. Dia mengutamakan musyawarah lebih dulu daripada voting.
Lelaki berkumis tipis itu mempersilakan para komisioner memilih bidang tertentu yang diinginkan. Jika tidak ada penolakan dari komisioner lain, pilihan tersebut dianggap sah. "Saya tidak suka jadi pemimpin otoriter. Silakan saja, saya serahkan dulu kepada forum," jelasnya.
Komisi Yudisial (KY) sejak Kamis pekan lalu (30/12) punya ketua baru. Dia adalah Eman Suparman. Baru seminggu menjadi pejabat negara yang bertugas
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara