Dulu Dicibir, Kini Banyak yang Mengikuti Pilihannya
jpnn.com - HARFIZON cuek dan tidak berkecil hati saat beberapa orang di sekelilingnya mencibir pilihannya yang berbeda dengan yang lain. Suami Evo Merita ini, tetap menanam jeruk nipis di lahan kosong miliknya.
Bagi banyak orang, pilihannya membudidayakan jeruk nipis tidaklah tepat, di saat harga karet melonjak. Namun, siapa sangka, budidaya yang dilakukannya justru mengantarkannya ke puncak kesuksesan. Banyak petani lain mengikuti pilihannya.
Hendri, Sijunjung
Pada tahun 2009, harga karet mencapai Rp 16 ribu hingga Rp 18 ribu per kilogram. Harfizon, malah menanam jeruk nipis di lahan kosong miliknya. Akibat keputusannya itu, dia menjadi bahan tertawaan beberapa orang di kampung halamannya.
Bukannya terpengaruh atas cibiran orang tersebut, dia semakin serius membudidayakan jeruk nipis di lahan seluas 4 hektare miliknya. Alhasil, setelah 4 tahun berlalu, kebun jeruk nipis miliknya malah menjadi sumber rezeki bagi dia dan keluarga.
Saat ini, kebun jeruk nipis seluas 4 hektare miliknya sudah menghasilkan 50 ton setahun. Keberhasilannya itu menginspirasi banyak petani lain untuk belajar cara menanam serta mencangkok jeruk nipis Harfizon.
Berkat keikhlasan dirinya mengajarkan pengalaman kepada petani lain, sudah banyak kebun jeruk nipis warga yang sudah berhasil. Bahkan di bukit Kompek atau sekitar lahan kebun jeruk Harfizon, sudah terbentang kebun jeruk nipis puluhan warga lainnya, yang luasnya mencapai 15 hektare.
“Saat itu, harga karet memang melonjak naik. Ekonomi petani karet sangat bagus saat itu, namun karena niat saya sudah bulat untuk menanam jeruk, lahan kosong itu semuanya ditanami jeruk nipis. Karena itulah, cara pikir saya dianggap tidak normal oleh beberapa warga,”ujar Harfizon.
HARFIZON cuek dan tidak berkecil hati saat beberapa orang di sekelilingnya mencibir pilihannya yang berbeda dengan yang lain. Suami Evo Merita ini,
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408