Dulu Ditarget, Taliban Sekarang Sikat Unit Anti-Pencucian Uang Afghanistan
jpnn.com, KABUL - Sebuah unit anti pencucian uang di bank sentral Afghanistan berhenti operasi, kata sejumlah staf di unit tersebut kepada Reuters.
Penutupan unit tersebut dinilai akan mengganggu hubungan Afghanistan dengan sistem keuangan global.
Pusat Analisis Transaksi dan Laporan Keuangan Afghanistan (FinTRACA) sejak 2006 telah mengumpulkan informasi intelijen tentang ribuan transaksi mencurigakan dan membantu penegak hukum dalam kasus penyelundupan dan pendanaan terorisme, menurut situs FinTRACA.
Para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa kelompok Taliban yang kini memerintah Afghanistan telah meraup ratusan juta dolar dari perdagangan narkotika dan transaksi ilegal lainnya ketika mereka berperang melawan pasukan pemerintah.
Taliban telah berjanji tidak akan ada lagi pembudidayaan tanaman narkotika di Afghanistan.
Informasi di situs FinTRACA mengindikasikan bahwa Taliban termasuk di antara mereka yang menjadi target pengawasan.
Empat anggota staf yang berbicara dengan Reuters juga mengatakan bahwa kelompok tersebut telah menjadi target sejak unit itu dibentuk.
Mereka menolak disebut namanya karena takut dengan pembalasan Taliban.
Sebuah unit anti pencucian uang di bank sentral Afghanistan berhenti operasi, kata sejumlah staf di unit tersebut kepada Reuters.
- Jaksa Panggil Suami Airin dan Ketua DPRD Banten terkait Dugaan Korupsi
- Formasi Riau Soroti Penyelenggara Debat Pilwako Pekanbaru tak Mengangkat Isu Korupsi
- KPK Sebut Sahbirin Noor Bakal Merugikan Diri Sendiri jika Mangkir Lagi
- Usut Dugaan Korupsi Pengadaan Mobil PCR, Polda Sulut Tahan 2 Tersangka
- Pakar Sebut Penetapan Tersangka Tom Lembong Prematur, Tidak Sah, dan Lecehkan Hukum
- KPK Didesak Dalami Info Pertemuan Abdul Gani Kasuba dan Anak Komisaris Mineral Trobos