Dulu Jualan Soto Ayam Keliling, Sekarang Omzet Miliaran Rupiah
Pertama kali berjualan, Sadi memakai nama warung sotonya itu "Soto Ayam Cita Rasa". Pembeli pertamanya adalah penghuni asrama Brimob itu.
Lama-kelamaan warung sotonya makin dikenal orang. Namanya bukan lagi Soto Ayam Cita Rasa, tetapi Soto Ayam Ambengan, sesuai dengan nama jalannya.
“Nama itu saya ganti karena masyarakat mayoritas menyebut dagangan saya “Soto Ayam Ambengan”, bukan Soto Ayam Cita Rasa” sahutnya.
Dalam perjalanannya, banyak kisah senang sedih yang ia rasakan. Mulai dari menyaksikan sang istri harus membantunya sembari menggendong anak pertamanya. Kemudian, melihat anaknya tidur di kolong gerobak.
Dari kesuksesan itulah, pundi-pundi rupiah terus mengalir ke dalam kantongnya.
Meski hanya membuka lapak sederhana namun masyarakat yang datang dari pagi hingga siang hari tak berhenti datang.
Walau cukup direpotkan, Sadi akhirnya bisa merasakan hasil dari kerja kerasnya. Dia bisa membeli sebuah rumah di Jalan Ambengan 3A, dan mendirikan sebuah warung soto yang lebih permanen di sana.
Perjalanan usaha Sadi, bak sebuah mobil Ferrari yang menanjak. Tepat tahun 1989, Sadi membuka cabang di Jakarta. Tawaran itu ia dapat sama seperti sebelumnya.
PEPATAH lama yang menyatakan "hidup seperti roda berputar" tampaknya berlaku juga bagi Hasni Sadi. Berawal dari menjadi buruh lepas
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara