Dulu Ngebet Pemekaran, Kini Malah jadi Lokasi Pemindahan Ibu Kota

Jadi, pemerintah daerah harus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing. Karena warga Sepaku sebagian besar adalah petani, tentu harus mendapatkan pembimbingan khusus.
“Kita harus persiapkan SDM-nya. Jangan sampai tiba-tiba menjadi ibu kota, SDM belum siap. Karena selama ini, warga kita bekerja sebagai petani. Kalau sudah jadi ibu kota, mau kemana mereka. Ini yang harus dicarikan solusinya. Mudah-mudahan ke depan, ini diskusikan dan menjadi program. Jangan sampai sudah menjadi ibu kota negara, masyarakat kita jadi pengangguran,” tuturnya.
Sariman juga mewanti-wanti masyarakat Sepaku agar tidak begitu mudah melepas lahan mereka. Karena dengan ditetapkannya sebagai ibu kota negara, harga tanah pasti akan mengalami lonjakan.
“Kekhawatiran saya saat ini, banyak spekulan tanah. Masyarakat kita ditawari dengan harga mahal, tiba-tiba dijual lahannya. Kalau habis dijual, nanti terpinggirkan. Saya tidak mau hal itu terjadi,” tuturnya.
Senada, Anggota DPRD PPU Dapil Sepaku Muhammad Bijak Ilhamdani menyatakan, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat harus menyiapkan program untuk peningkatan SDM bagi masyarakat Sepaku.
Agar nantinya memiliki kesiapan secara mental dan daya saing setelah persiapan pembangunan infrastruktur ibu kota negara rampung. “Program ke depan, bukan hanya fisik yang digenjot. Sehingga masyarakat di Penajam tidak merasa terpinggirkan,” tandasnya. (kad/rus/prokal)
Dengan ditetapkannya Kecamatan Sepaku dan Kecamatan Samboja sebagai ibu kota baru pengganti DKI Jakarta, otomatis pembangunan akan semakin pesat.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Sanksi dan Denda Menanti Perusahaan Lalai Bayar THR
- 102 Formasi PPPK 2024 di Daerah Ini Belum Terisi
- 2 ASN di Penajam Paser Utara Ditangkap terkait Narkoba
- Pj Gubernur Kaltim Panen Perdana Tambak 4 in 1, Hasil Pemberdayaan Anak Muda
- Pilkada Kukar: Andi Faisal PDIP Kawal Kemenangan Edi-Rendi
- Terima Surat DPO Harun Masiku dari KPK, Polisi di Kaltim Bergerak