Dulu Sempat Minder, Kini Jadi Transformer
Senin, 11 Februari 2013 – 08:43 WIB
Sebelum lulus, Dudi melamar kerja di salah satu perusahaan produsen minuman ringan di Indonesia. Dia diterima pada Oktober 1999 sebagai teknisi laboratorium. Baru tiga bulan bekerja, Dudi yang kala itu hampir memasuki usia 21 tahun memutuskan untuk menikah.
Sekitar 2001, sambil bekerja Dudi mengambil S-1 di Sekolah Tinggi Kimia Analisis Bogor. Kuliahnya setiap Sabtu-Minggu. "Saya tetap profesional di kantor sebagai karyawan dan di kampus sebagai mahasiswa. Hasilnya, saya dapat IPK 3,6. Padahal, waktu kuliah D-3 IPK cuma 3,25," tuturnya.
Berkat otak encernya, Dudi mendapatkan kesempatan mengikuti program profesi untuk analisis kimia di Sligo University, Irlandia, selama dua minggu. "Saya satu-satunya peserta dari Indonesia. Alhamdulillah, dapat nilai tertinggi 92," kata Dudi bangga. Kembali ke Indonesia, Dudi terus berusaha meningkatkan kinerja. "Apa yang diminta perusahaan saya berikan. Perusahaan minta 10, saya kasih 12," sahutnya.
Karir Dudi kian moncer. Pada 2008 dia telah menjadi staf senior di bagian quality assurance. Suatu saat, manajer di bagiannya ternyata dipindah menjadi manajer di bagian lain. Oleh perusahaan, Dudi diberi kesempatan mengisi posisi yang kosong.
TERSERANG epilepsi saat karirnya tengah menanjak, Dudi Mardiyansyah sempat putus asa. Namun, Dudi mampu melewati masa-masa berat itu dengan menggali
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara