Dulu Sempat Minder, Kini Jadi Transformer
Senin, 11 Februari 2013 – 08:43 WIB
Dalam masa sulit itu, Dudi sangat berterima kasih kepada istrinya, Aas Puspitaningsih. Sang istri selalu mendampingi. "Suatu pagi, saya sadar dengan istri di sebelah lagi mengerang kesakitan. Rupanya, waktu saya kejang dan istri mau memasukkan handuk (ke mulut Dudi), tangannya tergigit sampai hancur kukunya," kenangnya terharu.
Suatu ketika Dudi bertemu psikolog di sekolah anaknya. Psikolog itu menyarankan Dudi bertemu seseorang bernama Bendry di kawasan Kelapa Dua, Depok. Meski konselor remaja, psikolog itu yakin Bendry dapat memotivasi Dudi. Ternyata benar. Bendry menyemangati Dudi bahwa Tuhan tidak akan menguji kemampuan di luar hambanya. "Antara potensi dan ujian, pasti lebih besar potensi. Maka cari potensi itu, lalu berdamailah dengan kondisi," kata Dudi.
Dia pun mulai mengikuti seminar tiga hari bertajuk Miracle in Life di Bandung. "Sampai sesi fire walk, berjalan di atas api, saya ikutin, yakin pasti bisa," ujarnya. Dari sana Dudi mulai terinsiprasi dan bersemangat. Serangan kejang makin lama makin menghilang. "Mulai Agustus tidak ada serangan yang hebat lagi. Ya tentunya sambil minum obat," ujarnya.
Dudi tetap percaya diri untuk tampil. Banyak penderita epilepsi yang menjadi minder. Dudi sendiri pernah merasakannya. "Saya sempat malu bertemu orang yang pernah lihat waktu saya dapat serangan," tambahnya.
TERSERANG epilepsi saat karirnya tengah menanjak, Dudi Mardiyansyah sempat putus asa. Namun, Dudi mampu melewati masa-masa berat itu dengan menggali
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara