Dulu Sering Diusir Satpam, Kini Raup Ratusan Juta Per Bulan

Dulu Sering Diusir Satpam, Kini Raup Ratusan Juta Per Bulan
PERKUAT JARINGAN: Adi Rachman memperlihatkan proses meramu kebab. Kini, dalam sebulan, ribuan kotak terjual ke konsumen dan Adi siap memperkuat pasar offline. FOTO: FRIZAL/JAWA POS

’’Praktis juga untuk bekal ke kantor. Tinggal panaskan 10 menit di teflon atau oven,’’ terang bapak satu anak itu.

Diferensiasi menjadi salah satu keunggulan Kebudd. Berbeda dengan kebab Turki yang identik dengan daging, kebab yang dijual Adi memiliki isian yang lebih beragam. Selain berisi daging, Adi menjual kebab
berisi ayam teriyaki, daging ikan tuna, dan daging balado.

Untuk penggemar cemilan dingin, dia menawarkan kebab isi buah yang tahan lama bila disimpan di kulkas. Kondimennya adalah durian atau fruity milk yang berisi campuran stroberi, melon, anggur, peach, nata de coco, plus saus coklat.

Nama produk yang unik diciptakan agar nyantol di kepala pelanggan. Dia berharap nama unik kebabnya menjadi top-of-mind. Saat orang berpikir tentang kebab, Kebudd menjadi hal pertama yang terlintas di pikiran. ’Kebetulan saya memang suka ngebut kalau di tol. Selain itu, kebab kan termasuk makanan cepat saji,’’ terangnya.

Dalam sebulan, 3.500–5.000 kotak kebab berhasil dijual. Hal itu, hasil dari kerja keras dan ide uniknya.
Setelah punya branding yang cukup kuat di pasar online, Adi tetap menyimpan asa untuk melakukan perluasan pasar ke offline. 

Saat ini Adi memiliki 16 cabang di seluruh Indonesia. Namun, dia ingin merambah foodtruck hingga memiliki ruko khusus kebab. 

’’Cabang pertama akan kami buka di Jakarta karena selama ini penjualan terbanyak datang dari sana,’’ jelasnya. (rin/c5/noe)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News