Dulunya Salah Satu Negara Terkaya di Dunia, Argentina Kini Mengalami Inflasi 100 Persen

"Rasanya seperti mencari barang berharga. Harus beli sabun di satu toko, beli telor di toko lain, dan pada akhirnya ketika membayar tidak tahu apakah mahal atau murah."
Sebelum krisis ekonomi dunia di tahun 1930-an yang dikenal dengan nama The Great Depression, Argentina merupakan salah satu dari 10 negara terkaya di dunia.
Namun sejak tahun 1950-an, perekonomian negeri di Amerika Selatan tersebut naik-turun, dengan tingkat inflasi yang kadang sangat tinggi.
Saat ini 40 persen dari penduduk Argentina yang berjumlah 45 juta hidup di bawah garis kemiskinan.
Bank Sentral Argentina terus menerus mencetak uang peso - mata uang setempat - di tengah kurangnya anggaran negara, turunnya nilai peso terhadap dolar dan tingginya harga-harga komoditi karena invasi Rusia ke Ukraina.
"Dan semua ekonom akan memberikan jawaban sama bahwa ini semua akan menyebabkan inflasi yang tinggi," kata Dr Benjamin Gedan, direktur Proyek Argentina di Wilson Center.
Para pengamat masih terbelah mengenai bagaimana mengatasi masalah tersebut, namun sepakat bahwa kurangnya kesadaran politik merupakan salah satu penyebabnya.
"Penting sekali memahami aspek budaya dari masalah ini," kata Adam Fabry, pengajar mata kuliah ekonomi di National University of Chilecito di Cordoba.
Tingkat inflasi di Argentina mencapai angka 100 persen di bulan Februari, angka tertinggi dalam 32 tahun terakhir
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Data BPS: Inflasi Tahunan Maret 2025 Lebih Rendah dari Tahun Lalu
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya