Dumping PET Picu Kenaikan Harga Produk Hilir
jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menyebut bea masuk anti-dumping (BMAD) untuk polietilena tereftalat (PET) perlu pertimbangan matang karena akan berpengaruh pada harga produk di tangan konsumen.
Menurut Bhima, adanya BMAD akan menambah beban biaya produksi makanan dan minuman jadi lebih mahal.
"BMAD ini kontraproduktif dengan rencana pemerintah menaikkan angka konsumsi masyarakat. Padahal, saat ini konsumsi masyarakat masih dalam tahap pemulihan," ujar Bhima, Senin (23/4).
Bhima menjelaskan, penerapan BMAD memang akan menekan angkap produk impor plastik, terutama dari Tiongkok dan akan menstimulus plastik lokal.
Namun, pemakaian bahan baku plastik lokal dinilai tidak kompetitif dari segi harga.
"Saat ini kondisi produsen plastik memang tertekan. Pada 2017 misalnya pertumbuhan industri plastik, karet dan barang dari karet hanya 2,47 persen (yoy), bahkan sempat negatif -1,03 persen di triwulan kedua," ungkap Bhima.
Kendati demikian, pemerintah juga perlu mempertimbangkan nasib industri makanan minuman yang jadi salah satu penopang utama sektor manufaktur.
Ketika manufaktur hanya tumbuh 4,24 persen ternyata industri makanan minuman bisa mencatat growth 9,23 persen.
bea masuk anti-dumping (BMAD) untuk polietilena tereftalat (PET) perlu pertimbangan matang karena akan berpengaruh pada harga produk di tangan konsumen.
- Indofood Berbagi Inspirasi Bisnis dan Kreasi Kuliner di SIAL Interfood 2024
- GAPMMI Dukung Kemudahan Regulasi untuk Majukan Industri Makanan dan Minuman
- Bamsoet Dorong Pengusaha Industri Makanan dan Minuman Memanfaatkan Kemajuan Teknologi
- GAPMMI Optimistis Industri Makanan dan Minuman Pada 2024 Terus Bertumbuh
- Bamsoet Sebut Kreativitas & Inovasi Tingkatkan Daya Saing Industri Makanan dan Minuman
- Rencana Prabowo Optimalkan Pajak di Program Makan Gratis Mengancam Pembangunan IKN