Dunia Hari Ini: Bentrok Pekerja Pabrik iPhone dan Polisi Terjadi di Tiongkok
Taliban kembali terapkan hukuman cambuk di lapangan terbuka
Mahkamah Agung Afghanistan menyatakan 14 orang dianggap kriminal telah dihukum cambuk di sebuah stadion sepakbola di wilayah timur negara itu.
Itu merupakan hukuman cambuk kedua di lapangan terbuka yang dilakukan Pemeritah Taliban bulan ini, menandai kembalinya penerapan hukum secara keras seperti pada tahun 1990-an.
"Empat belas orang, termasuk tiga wanita dicambuk di hadapan ulama, otoritas dan masyaraat, untuk berbagai dosa mulai dari perzinahan, perampokan dan korupsi di Provinsi Logar," kata pernyataan Mahkamah Agung.
Pencambukan dan eksekusi dengan cara dirajam di depan umum terjadi di bawah Pemerintahan Taliban tahun 1996-2001.
Hukuman seperti itu kemudian menjadi langka dan dikutuk oleh Pemerintah Afghanistan yang didukung asing setelahnya, meskipun hukuman mati tetap legal di negara itu.
Badai topan tropis dikhawatirkan terjang Sydney
Pola cuaca Pasifik yang memicu badai topan tropis pada abad lalu, kini kembali muncul, menyebabkan Sydney dan wilayah lain di New South Wales dikhawatirkn akan terdampak.
Sejak tahun 1974, wilayah itu hanya dua kali diterjang topan tropis namun dalam era sebelumnya sejak 1940 hingga 1970, badai seperti ini terjadi setiap dua tahun. Dan selalu diikuti dengan banjir bandang.
Frekuensi topan tropis yang sangat banyak dari tahun 40-an hingga 70-an dan meredanya dalam beberapa dekade terakhir bukanlah terjadi secara acak.
Pekerja pabrik telepon iPhone terbesar di dunia yang berada di Zhengzhou, Tiongkok, terlibat bentrok dengan polisi saat menuntut pembayaran bonus di tengah pembatasan COVID yang masih sangat ketat
- Wanita Global
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan