Dunia Hari Ini: Mahasiswa Yahudi dan Muslim Kampus Amerika Menjadi Sasaran Kebencian

Qantas divonis bersalah atas pemecatan karyawan
Qantas dinyatakan bersalah karena secara ilegal memberhentikan seorang pekerja yang menyampaikan kekhawatiran tentang risiko COVID-19 kepada staf yang sedang membersihkan pesawat dari Tiongkok pada fase awal pandemi.
Theo Seremetidis bekerja untuk anak perusahaan Qantas Ground Services (QGS) di Terminal Internasional Sydney sebagai sopir truk pengangkat barang pada tahun 2020 dan juga terpilih sebagai perwakilan kesehatan dan keselamatan.
Dalam kasus yang diajukan ke Pengadilan Distrik NSW oleh SafeWork NSW, perusahaan tersebut dituduh memberhentikannya pada awal Februari 2020 setelah memberikan arahan kepada rekan-rekannya untuk menghentikan pekerjaan tidak aman sesuai dengan fungsinya.
Hal tersebut dilihat sebagai tindakan diskriminatif karena alasan yang dilarang berdasarkan undang-undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Hakim David Russell hari ini menyimpulkan bahwa pelanggaran tersebut dilakukan tanpa keraguan dan menyatakan QGS bersalah.
Laporan anti-Semitisme dan Islamofobia secara nasional meningkat di Amerika, terutama di tengah perang Israel dan Gaza
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Polda Jabar Amankan Mahasiswa PPDS Unpad yang Perkosa Pasien RSHS Bandung
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Wali Kota Farhan Prediksi Perantau ke Bandung Tak Sampai 5.000 Orang