Dunia Hari Ini: Presiden Trump Resmi Berlakukan Tarif Impor Baja dan Alumunium
Dunia Hari Ini kembali dengan rangkuman dari sejumlah peristiwa yang terjadi dalam 24 jam terakhir.
Laporan utama untuk edisi Selasa, 11 Februari 2025 kami hadirkan dari Amerika Serikat.
Tarif impor dikhawatirkan picu perang dagang
Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi memberlakukan tarif sebesar 25 persen pada semua impor baja dan aluminium, sebagai upaya untuk membentuk perdagangan internasional yang menurutnya "tidak adil" terhadap produsen dan pekerja AS.
"Hari ini saya menyederhanakan tarif kami pada baja dan aluminium sehingga semua orang dapat memahami dengan tepat apa artinya. Tarifnya sebesar 25 persen tanpa pengecualian atau pengecualian," ujar Presiden Trump.
"Ini berlaku untuk semua negara, dari mana pun asalnya, semua negara."
Presiden Trump menyatakan "tidak akan ada pengecualian atau pengecualian" untuk tarif impor pada baja dan aluminium, lebih dari satu jam setelah Anthony Albanese mengatakan pengecualian Australia "sedang dipertimbangkan".Pekan ini Presiden Trump juga sudah mengisyaratkan kalau ia akan memberlakukan tarif balasan kepada negara-negara yang mengenakan pungutan pada barang-barang buatan Amerika Serikat, tanpa menyebutkan negara mana yang akan terkena dampak.
Bus masuk jurang di Guatemala
Bus tersebut sedang melakukan perjalanan di jalur yang ramai ketika masuk ke jurang dan menewaskan 51 orang.
Dari foto-foto yang beredar di media sosial terlihat sebagian bus terendam dalam air yang dikelilingi oleh jasad korban.
Tarif impor yang diberlakukan Presiden Donald Trump dikhawatirkan akan picu perang dagang
- Dunia Hari Ini: Penampilan Ed Sheeran di Jalanan Diberhentikan Polisi India
- Dorong Pemerintah Kenakan Tarif Masuk Bawang Impor untuk Redam Gejolak Harga
- Perlunya Kewaspadaan Soal Kosmetik yang Banyak Dipromosikan di Medsos
- Pelaku Ujaran Kebencian di Australia Bisa Dipenjara Dua Tahun
- Dunia Hari Ini: Presiden Trump Larang Atlet Transpuan Berlaga di Cabang Olahraga Putri
- Setelah 'Perjalanan Panjang', Keluarga Indonesia Ini Diperbolehkan Menetap di Australia