Dunia Hari Ini: Tahun Ajaran Baru Dimulai di Afghanistan, Murid Perempuan Tak Boleh Sekolah

"Kalau kami cuma tamat SD, kami tidak bisa melakukan apa pun, tidak bisa kerja, tidak bisa ke universitas."
Save the Children menyerukan kepada Taliban untuk segera mengakhiri larangan tersebut dan mengatakan bila tidak, maka "angka perkawinan anak di bawah umur akan naik, dan separuh dari generasi masa depan tidak bisa bekerja sehingga keluarga akan semakin terpuruk dalam kemiskinan."
Militer Myanmar dituduh menutupi pembantaian dengan bukti palsu
Di Myanmar muncul tuduhan bahwa militer berusaha menutupi kejadian pembantaian terhadap 22 penduduk desa, dengan menyebarkan foto adanya senjata di mayat mereka dan mengatakan mereka adalah pemberontak bersenjata.
Menurut sebuah kelompok bernama Myanmar Witness — yang menganalisa foto dan video dari kejadian tanggal 11 Maret di sebuah desa kecil Nan Neint - ada berbagai usaha untuk menutupi apa yang sebenanrya terjadi.
"Analisa kami menunjukkan bahwa ada kemungkinan senjata ditaruh di dekat mayat setelah kematian mereka," kata Myanmar Witness.
"Senjata itut tidak memiliki bercak darah dan tampak sengaja ditaruh di atas tubuh mereka. Jadi tampak dilakukan secara sengaja."
Junta milter kemudian membantah bahwa mereka membunuh penduduk desa, tiga di antaranya pendeta Buddha.
Nasib Trump segera diputuskan
Di Amerika Serikat, keputusan apakah mantan presiden Donald Trump akan didakwa masih tertunda.
Tahun ajaran baru dimulai di Afghanistan, namun murid perempuan belum lagi diizinkan bersekolah
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya