Dunia Industri Belum Tentu Langsung Tumbuh Meski Harga Gas Turun
jpnn.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) menilai rencana penurunan harga gas industri per 1 April nanti belum tentu membawa dampak signifikan terhadap pertumbuhan industri dalam waktu dekat.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Komisi Tetap Industri Hulu dan Petrokimia Kadin Indonesia, Achmad Widjaja, di Jakarta.
"Tidak bisa semudah itu industri langsung tumbuh (grow up) ketika harga gas industri diturunkan, karena terkait juga kondisi ekonomi nasion dan global," kata Achmad.
Dia menambahkan, harga gas industri sebelumnya sudah lama cukup tinggi dan ini menyebabkan pertumbuhan industri mengalami pelambatan.
"Mungkin industri bisa terlihat pertumbuhannya akhir tahun nanti, jika benar jadi diturunkan pada April nanti. Tapi jika batal diturunkan, industri akan terus mengalami pelambatan," jelas dia.
Menurut mantan ketua umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) tersebut, ketika kondisi ekonomi stabil, industri sebenarnya bisa tumbuh di level tujuh persen dari semula lima persen.
"Namun, dengan kondisi ekonomi saat ini, bisa bertahan di angka lima persen sudah bagus," ujar dia.
Dia berkomentar, ada lima industri yang akan terdampak jika harga gas industri turun, yakni petrokimia, pupuk, keramik, kaca lembaran, dan baja.
Pemerintah perlu melakukan evaluasi apakah memang keputusan menurunkan harga gas sudah menjawab persoalan perekonomian saat ini.
- Permintaan Gas Domestik Meningkat, Indonesia Berpotensi Impor LNG
- Pemerintah Diminta Mengevaluasi Kebijakan HGBT
- Pemerintah Diminta Bijak Memutuskan Harga Gas
- Harga Gas Dunia Turun, tetapi LPG 3 Kg Langka, Aduh!
- Kunjungi Proyek Gas JTB, Menteri Arifin Tasrif Semangati Tim Menuju Fase Produksi
- Saham PGAS Layak Mendapatkan Perhatian, Coba Cermati Data Ini