Dunia Mulai Lupa, Indonesia Kembali Angkat Isu Rohingya

Dalam konteks itu, Menlu Retno menekankan pentingnya penyelesaian krisis politik di Myanmar dengan segera, antara lain melalui implementasi Konsensus Lima Poin yang telah disepakati para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
“Krisis politik yang berkepanjangan akan menghambat upaya repatriasi (Rohingya),” ujar dia.
Indonesia juga mendorong masyarakat internasional untuk mendukung kerja AHA Centre, yang saat ini sedang melakukan penyaluran bantuan kemanusiaan di Myanmar, termasuk kepada warga Rohingya di sana.
Sedikitnya 700.000 warga Rohingya melarikan diri dari rumah mereka di Negara Bagian Rakhine ke Bangladesh pada 2017 selama operasi oleh tentara di bawah komando Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang kini menjadi perdana menteri dan kepala junta Myanmar.
Masalah ini sangat sensitif di Myanmar, di mana permusuhan terhadap Rohingya sangat dalam. Warga Rohingya mengeluhkan diskriminasi dan perlakuan buruk di Myanmar, negara yang tidak mengakui mereka sebagai warga negara.
Kelompok hak asasi internasional mengkritik isu tersebut. Mereka mengatakan bahwa ratusan ribu warga etnis Rohingya berhak atas kewarganegaraan, bukan diperlakukan secara diskriminatif dan dicap sebagai imigran gelap. (ant/dil/jpnn)
Indonesia tidak rela membiarkan dunia lupa akan penderitaan muslim Rohingya di Myanmar
Redaktur & Reporter : Adil
- 19 Juta Jiwa Jadi Korban Gempa, Junta Myanmar Masih Sibuk Urusan Perang Saudara
- Lebih dari 3.000 Orang Tewas Akibat Gempa Myanmar
- Gempa Bumi Kembali Terjadi di Myanmar Hari Ini
- Korban Tewas Gempa Myanmar Mencapai 2.700 Orang, BNPB Beri Info soal WNI
- Prabowo Bakal Lepas Misi Kemanusiaan ke Myanmar 3 April
- Indonesia Berangkatkan Pasukan Misi Kemanusiaan Gempa ke Myanmar