Dunia pun Belajar Tata Kelola Gambut dari Indonesia

Dunia pun Belajar Tata Kelola Gambut dari Indonesia
Menteri LHK Siti Nurbaya menghadiri Konferensi Perubahan Iklim (COP UNFCCC) ke-23 di Bonn, Jerman. Foto: KLHK for JPNN.com

jpnn.com, BONN - Keberhasilan pemerintah Indonesia mengelola lahan gambut dalam kurun waktu dua tahun terakhir, menjadi perhatian banyak negara di dunia. Hal ini tergambarkan dalam berbagai sesi yang dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, pada Konferensi Perubahan Iklim (COP UNFCCC) ke-23 di Bonn, Jerman.

COP atau Conference of Parties menjadi forum bagi 195 negara dan satu blok ekonomi (Uni Eropa), untuk saling bertemu dan mendiskusikan rencana kemanusiaan memerangi perubahan iklim.

Hingga Kamis (16/11) waktu setempat, Menteri Siti Nurbaya yang sudah beberapa hari berada di konferensi tersebut, secara maraton bertemu dengan berbagai delegasi dari banyak negara, serta menjadi pembicara kunci pada berbagai pertemuan, termasuk pembahasan persoalan gambut secara global.

Indonesia mendapat perhatian, karena dinilai berhasil melakukan lompatan dan capaian tak biasa dalam tata kelola gambut, di tengah ancaman perubahan iklim yang kian menantang negara-negara lainnya dunia.

Salah satu indikator, jika sebelumnya Indonesia rutin mengalami kebakaran hutan dan lahan selama puluhan tahun yang mayoritas terjadi di lahan gambut, untuk tahun 2016 dan 2017, bencana serupa bisa ditanggulangi dengan baik. Indonesia juga dalam dua tahun terakhir, telah berhenti 'ekspor' asap ke negara tetangga, serta bisa melindungi jutaan rakyatnya dari derita karhutla.

''Kami buktikan bahwa Indonesia bukan negara yang ketinggalan (dalam tata kelola gambut). Banyak referensi yang diambil dari konferensi ini. Dari Indonesia, dunia belajar tentang tata kelola gambut,'' kata Menteri Siti Nurbaya.

Banyak delegasi negara dunia juga mempelajari program Perhutanan Sosial, yang menjadi salah satu strategi pemerintahan Jokowi, untuk mengawal perubahan iklim.

''Dari Indonesia, dunia juga belajar bagaimana masyarakat lokal yang berada dalam kawasan hutan, bisa diberi akses legal melalui Perhutanan Sosial, untuk ikut mengelola sekaligus menjaga hutan tetap lestari,'' kata Menteri Siti.

Indonesia mendapat perhatian, karena dinilai berhasil melakukan capaian tak biasa dalam tata kelola gambut, di tengah ancaman perubahan iklim.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News