Durian Tarmidji

Oleh: Dahlan Iskan

Durian Tarmidji
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Kini Sutarmidji menjabat gubernur. Tentu ia tidak akan rela kalau hasil pembenahan kotanya itu tidak dilanjutkan. Ia sendiri menambah kecantikan jalan terpanjang itu dengan membenahi pagar kantor gubernur.

Pertama, agar pagar di situ sinkron dengan taman sepanjang jalan utama itu. Kedua, agar pagar tidak dijadikan alat politik.

"Warna pagar itu saya buat warna kayu," ujar Sutarmidji. "Dengan demikian tidak akan ada lagi yang berani mengubah menjadi warna lain," tambahnya.

Kini, warna pagar dan jembatan, memang bisa silih berganti tergantung dari partai apa kepala daerahnya.

Pagar kantor gubernur itu juga sudah memuaskan semua golongan. Dibuat tiga motif: ada motif Melayu, Dayak, dan Tionghoa –tiga suku terbesar di Kalbar.

Demikian juga pagar rumah dinas gubernur yang luas dan besar itu. Pagarnya juga sudah dibuat tiga motif. Pun warnanya sudah dibuat warna kayu alami. Siapa pun gubernurnya kelak, masak sih, mau mengubah warnanya.

Halaman rumah gubernur ini juga ditinggikan. Agar tamannya lebih menonjol. Juga agar tidak tergenang di masa air sungai Kapuas pasang-besar.

"Saya tidak tinggal di rumah dinas itu," ujar Sutarmidji. Ia tinggal di rumahnya sendiri.

Selama ini saya terlalu memuja musangking. Maka sejak pekan lalu itu, sejak makan durian Pontianak lagi, kesan saya pada durian musangking berubah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News