Dwelling Time Dipangkas, Ini Tujuannya
jpnn.com - JAKARTA - Perintah Presiden Joko Widodo agar waktu yang dibutuhkan untuk bongkar muat barang (dwelling time) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara dipangkas akhirnya menunjukkan kemajuan. Dari semula di kisaran 7-8 hari, kini menjadi 3,37 hari.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, dwelling time di Tanjung Priok harus bisa dipangkas menjadi maksimal 3 hari. Hal itu penting agar pelabuhan di sebelah utara Jakarta itu juga semakin kompetitif.
"Kami harus menuju angka itu (tiga hari) supaya seimbang, sama dengan negara Malaysia, apalagi Singapura. Jadi bukan hitung-hitungan efisiensi. Bisa aja sih dihitung nilai efisiensi, tapi target utamanya bukan pada angka efisiensi, tapi jumlah hari sama paling tidak (dengan) Malaysia," kata Darmin di kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (22/2).
Namun, lanjutnya, dwelling time baru bisa di bawah angka 3 hari jika jalur kereta api yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok resmi dioperasikan. Peresmiannya pun tinggal menentukan tanggalnya.
"Itu kalau nggak salah Pak Rizal Ramli (menteri koordinator maritim dan sumber daya, red) menyebut setelah kereta pelabuhan mulai jalan. Sudah mulai masuk, tapi resminya tanggal berapa mulai, tinggal tanggal aja kok," ujar Darmin.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Additiv dan Syailendra Capital Ubah Lanskap Investasi Digital Indonesia
- Bank Mandiri Dorong Tenun Tradisional Bali, Lombok, dan Kupang Menembus Pasar Global
- BRI Insurance Perluas Literasi Asuransi Syariah ke Pesantren
- TUI Blue Berawa Hotel dan Vila Kini Hadir di Bali, Usung Konsep Persawahan
- KAI Logistik Beri Diskon Spesial Pengiriman Paket & Sepeda Motor
- Komisi XI DPR RI Desak Apple Bertanggung Jawab Atas Ketimpangan Pendapatan dan Investasi di Indonesia