E-Rekap Pilkada 2020, Bobolnya Sistem IT KPU Harus Jadi Pembelajaran
Karena itu Azis berharap keberadaan SIREKAP bisa membuat akurasi dari rekapitulasi suara Pilkada lebih meningkat dan tepat, sehingga tidak lagi memunculkan polemik yang berujung sengketa.
"Sistem teknologi yang diterapkan harus mampu menerjemahkan harapan publik. Maka terus lakukan simulasi baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota,” pinta Azis.
Selain itu, para kandidat pasangan calon, panitia pemilihan kecamatan (PPK) dan unsur terkait di dalamnya dituntut untuk benar-benar memahami teknis, aturan, tata kelola SIREKAP.
Bimbingan teknis terkait penggunaan SIREKAP kepada kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) juga harus mampu diimplementasikan secara optimal.
Dalam lawatannya ke Provinsi Aceh, Azis Syamsuddin menerima banyak pertanyaan terkait SIREKAP, terutama untuk TPS yang tidak memiliki jaringan internet.
Kemudian, bagaimana konsep rekapitulasi secara manual tetap dilakukan, termasuk lampiran yang diserahkan ke Bawaslu dan peserta pilkada. Serta adanya keraguan dari peserta pilkada dan Bawaslu dengan sistem yang akan diterapkan itu.
"Hal-hal semacam ini harus dijawab secara tuntas oleh KPU. Ingat loh, 9 Desember 2020 menjadi momentum penting bagi 270 daerah. Ini menentukan siapa yang akan memimpin daerah tersebut sampai pilkada serentak berikutnya," pungkas Azis.(boy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Azis Syamsuddin meminta KPU dan Bawaslu berkoordinasi agar sistem IT yang dibangun untuk Pilkada 2020 tidak rapuh.
Redaktur & Reporter : Boy
- Hadiri Simulasi KPU yang Ketiga di Tangsel, Ketua Bawaslu Berikan Sejumlah Catatan
- KPU Sulut Matangkan Persiapan Pilkada 2024
- Deklarasi Pilkada Damai, Bawaslu-Kementerian PPPA-KPU Jamin Ruang Aman bagi Perempuan
- Debat Ketiga Pilgub Jatim Bertema Pembangunan Infrastruktur
- Gandeng Klub Sepak Bola Jurnalis, KPU DKI Ajak Masyarakat Berkontribusi di Pilkada
- KPU Libatkan Warga Disabilitas Jadi KPPS Pilkada 2024