Ebola Kembali Menebar Maut di Afrika
jpnn.com, KINSHASHA - Mimpi buruk itu kembali menyergap Republik Demokratik Kongo. Virus ebola yang sebelumnya hanya terdeteksi di Bikoro kini meluas ke Kota Mbandaka.
Kemarin (18/5) juga dikonfirmasi adanya 11 kasus baru di Bikoro. WHO bahkan menaikkan status risiko kesehatan dari tinggi menjadi sangat tinggi.
Risiko negara-negara lain di sekitarnya tertular juga ikut meningkat. Pada 2014 belasan negara terdampak ebola dan mengakibatkan setidaknya 11 ribu kematian.
Berbeda dengan Bikoro yang merupakan area pedesaan dengan populasi sekitar 7 ribuan orang, Mbandaka merupakan kota yang dihuni 1,5 juta penduduk. Lokasinya yang di pinggir Sungai Kongo membuat peluang untuk membendung penularan kian kecil.
Ada kemungkinan penyakit mematikan tersebut sebentar lagi akan sampai di Kinshasa. Ibu kota Republik Demokratik Kongo itu berpopulasi sekitar 10 juta orang. Lokasi Mbandaka yang dekat dengan wilayah perbatasan Kamerun juga kian membuat ketir-ketir.
”Kasus ebola di pedesaan sangat berbeda dengan fenomena ebola di perkotaan,” ujar Wakil Dirjen WHO untuk Respons dan Persiapan Situasi Darurat Peter Salma.
Dia menjelaskan, orang di perkotaan lebih sering melakukan kontak dengan orang lain. Itu berarti, peningkatan penularan lebih tinggi daripada kasus di pedesaan.
WHO tengah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas penularan ebola di negara yang dulu bernama Zaire itu. Rapat tersebut dihadiri para pakar untuk menentukan respons terhadap kasus ebola di Kongo. Misalnya, apakah perlu mendeklarasikan status darurat internasional atau tidak.
Mimpi buruk itu kembali menyergap Republik Demokratik Kongo. Virus ebola yang sebelumnya hanya terdeteksi di Bikoro kini meluas ke Kota Mbandaka
- Cacar Monyet Jadi Masalah Kesehatan Publik Utama di Afrika
- Afrika Minta Barat Kucurkan Rp 9,2 T untuk Penanganan Cacar Monyet
- China Janji Guyur Afrika dengan Hibah Militer Rp 2,1 T
- Menparekraf: HLF-MSP dan IAF ke-2 2024 Perkuat Citra Indonesia di Kawasan Afrika
- Tutup Forum Parlemen RI-Afrika, Puan: Lawan Kebijakan yang Hambat Kemajuan Negara Berkembang
- Membuka IAPF di Bali, Puan Singgung RI-Afrika Punya Sejarah Panjang Sejak KAA di Era Presiden Soekarno