Ebola Kembali Menebar Maut di Afrika
Jika status tersebut dideklarasikan, respons penanganan dari berbagai lembaga juga akan kian besar dan peluang penularan bisa ditekan.
Juru Bicara WHO Tarik Jasarevic mengungkapkan bahwa data Kementerian Kesehatan Kongo menunjukkan 45 kasus ebola sejak 4 April.
Perinciannya, 14 dipastikan ebola, 10 masih diduga, dan 21 kasus memiliki peluang sebagai penularan ebola. Petugas medis kini tengah menyelidiki 25 kematian yang diduga karena ebola.
”Sejauh ini belum ada petugas kesehatan yang tertular,” ujar Jasarevic seperti dilansir Reuters.
Jika kasus ebola itu benar-benar sampai di Kinshasa, penularan mungkin tak akan terbendung lagi. Jutaan warga kota tersebut hidup di area kumuh. Padahal, kebersihan adalah salah satu kunci pencegahan.
WHO telah mengirimkan 7.540 dosis vaksin percobaan agar penularan ebola tak terus merebak. Sebanyak 4.300 di antaranya sudah sampai di Kinshasa. Obat tersebut bakal dipakai untuk melindungi petugas kesehatan dan orang-orang yang berhubungan dengan para pasien.
Ada dua jenis vaksin ebola, yaitu produk Merck dan Johnson & Johnson. Hingga 15 Mei, sudah ada 527 orang yang diidentifikasi melakukan kontak dengan pasien yang sudah positif ebola. Status mereka masih dimonitor.
Virus ebola menyebar melalui cairan tubuh. Mereka yang sudah tertular dan sakit parah biasanya mengalami pendarahan. Karena itu, keluarga atau orang yang merawat –baik staf rumah sakit maupun petugas pemakaman sangat berpotensi tertular. Mendeteksi lingkaran orang-orang yang kontak dengan pasien adalah cara yang ampuh untuk mencegah penularan.
Mimpi buruk itu kembali menyergap Republik Demokratik Kongo. Virus ebola yang sebelumnya hanya terdeteksi di Bikoro kini meluas ke Kota Mbandaka
- Cacar Monyet Jadi Masalah Kesehatan Publik Utama di Afrika
- Afrika Minta Barat Kucurkan Rp 9,2 T untuk Penanganan Cacar Monyet
- China Janji Guyur Afrika dengan Hibah Militer Rp 2,1 T
- Menparekraf: HLF-MSP dan IAF ke-2 2024 Perkuat Citra Indonesia di Kawasan Afrika
- Tutup Forum Parlemen RI-Afrika, Puan: Lawan Kebijakan yang Hambat Kemajuan Negara Berkembang
- Membuka IAPF di Bali, Puan Singgung RI-Afrika Punya Sejarah Panjang Sejak KAA di Era Presiden Soekarno