Edan! Bertindak Brutal Hingga Seorang DJ Tewas, Masih Sempat Ambil Baterai HP Korban

Edan! Bertindak Brutal Hingga Seorang DJ Tewas, Masih Sempat Ambil Baterai HP Korban
DIHANTAM BATU: Petugas identifikasi mencari tambahan bukti untuk menjerat pelaku dengan melakukan olah TKP di mobil nahas tersebut. Foto: WS. Hendro/Jawa Pos

Saat dihentikan, imbuh Faisal, Aditya malah mengebut. Anggota geng motor itu pun emosional dan langsung mengejarnya. Ketika Aditya mengalami kecelakaan, geng itu malah menganiayanya. ’’Ya, pokoknya emosi saja. Langsung saja dipukuli ramai-ramai. Tapi, tidak menyangka sampai seperti ini,’’ katanya.

Faisal melanjutkan, setelah bertindak barbar itu (menghujani Aditya yang sudah tidak berdaya dengan batu hingga tewas), mereka langsung kembali ke garis start untuk menolong joki yang mengalami patah tulang kaki. Selanjutnya, mereka membawanya ke RS Haji Surabaya.

Di bagian lain, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete masih merilis satu tersangka, yakni Faisal. ’’Masih pendalaman. Belum bisa dipublikasikan,’’ ujarnya ketika dikonfirmasi tadi malam.

Dia menegaskan, tersangka kasus tersebut dijerat pasal pembunuhan berencana plus pencurian dengan kekerasan. Sebab, pelaku juga mengambil barang di dalam mobil korban. Antara lain, audio box di bagian belakang mobil, tape mobil, dan perangkat aksesori lainnya. Hal itu dikuatkan keterangan seorang penjaga toko yang diperiksa di Polrestabes Surabaya kemarin.

Takdir menyatakan, saat ini polisi mengejar tiga pelaku lain yang identitasnya sudah diketahui. Tiga orang tersebut terlibat dalam pengeroyokan. Takdir menduga pelaku penganiayaan tersebut sekitar sepuluh orang. Namun, belum semua identitas mereka terungkap.

Soal balap liar, Kapolrestabes Surabaya Kombespol Yan Fitri Halimansyah, tampaknya, harus meralat ucapannya. Sebelumnya, dia menegaskan bahwa di Surabaya tidak ada balap liar. Tetapi, hasil penyelidikan satreskrim justru menunjukkan hal sebaliknya. Sebab, ternyata empat orang yang ditangkap polisi adalah anggota geng motor yang terlibat balap liar.

’’Mereka memang sering berpindah-pindah tempat untuk balap liar. Mereka adalah anak muda dan sering berkelompok. Di mana ada tempat, di situ mereka balapan,’’ ungkap Takdir. Soal pernyataan Kapolrestabes, Takdir menyatakan bahwa itu adalah strategi penyelidikan.

Dia menuturkan, jerat pasal pembunuhan berencana itu sangat berdasar. Unsur perencanaan terlihat setelah polisi merunut kronologi kejadian tersebut sejak awal hingga terjadi pengeroyokan.

SURABAYA – Kapolrestabes Surabaya Kombespol Yan Fitri Halimansyah berubah sikap. Sebelumnya, dia bersikukuh bahwa Aditya Wahyu Budi Artanto,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News