Edhy Prabowo Memodifikasi Mobilnya Diduga Pakai Uang Suap, Alamak!
jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap temuan baru terkait kasus suap perizinan ekspor benih lobster (benur) dengan tersangka mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
KPK menduga Edhy Prabowo juga menggunakan uang suap untuk memodifikasi mobilnya.
Terkait hal tersebut, KPK pada Kamis telah memeriksa karyawan swasta Ken Widharyuda Rinaldo sebagai saksi untuk tersangka Edhy dan kawan-kawan dalam penyidikan kasus suap perizinan ekspor benur di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Ken Widharyuda Rinaldo dikonfirmasi terkait dugaan pembayaran sejumlah uang oleh tersangka AF (Ainul Faqih) dan tersangka AM (Amiril Mukminin) untuk keperluan memodifikasi mobil milik tersangka EP," kata Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis (11/2).
KPK menduga sumber uang untuk modifikasi mobil itu kumpulan uang berasal dari para eksportir yang mendapatkan izin ekspor benur di KKP tahun 2020.
KPK juga memeriksa karyawan swasta lainnya bernama Heryanto sebagai saksi untuk tersangka Edhy dan kawan-kawan.
"Didalami pengetahuannya terkait dengan dugaan aliran sejumlah uang yang peruntukannya membeli berbagai aset dan barang mewah di antaranya tanah, parfum dengan merek ternama untuk tersangka EP," ujar Ali.
Ali juga menginformasikan terdapat tiga saksi yang tidak menghadiri panggilan penyidik, dan akan dilakukan penjadwalan ulang kembali, yaitu Siti Rogayah selaku ibu rumah tangga serta dua karyawan swasta Noer Syamsi Zakaria dan Miliardso Ing Morah.
KPK menduga Edhy Prabowo memodifikasi mobilnya menggunakan uang suap ekspor benih lobster.
- Bersaksi untuk Gugatan Hasto, Eks Anggota Bawaslu Mengaku Diintimidasi Penyidik KPK
- Tanggapi Proses Praperadilan, Praktisi Hukum Nilai KPK Bekerja Atas Dasar Pesanan
- Korupsi Dana CSR, KPK Periksa Pihak OJK dan TA Heri Gunawan
- Soal Penyesuaian Tarif Air di Jakarta, Tim Transisi Pramono-Rano: Ada Rekomendasi KPK
- 5 Berita Terpopuler: Tunjangan Kinerja PPPK Naik 50 Persen, tetapi Sumber Masalah Terungkap, Waduh
- KPK Diminta Jerat HP di Kasus Korupsi Retrofit PLTU Bukit Asam