Edward E. Masters, Diplomat AS

Tetap Cinta meski Trauma Akibat Bom Marriott

Edward E. Masters, Diplomat AS
Edward E. Masters, Diplomat AS
Awalnya Amerika sempat ragu dengan kemampuan Soeharto dalam memimpin Indonesia. Apalagi, kondisi Indonesia saat itu sangat mengenaskan. Inflasi 600 persen dan infrastruktur di mana-mana hancur. Demikian pula utang negara membelit. Namun, Soeharto bisa mengatasinya. Masters menilai, dalam 20 tahun masa awal kepemimpinannya, Soeharto melakukan hal yang baik untuk Indonesia. "Yang menjadi kegagalan Soeharto adalah dalam membangun demokrasi," kata alumnus George Washington University tersebut.

Masters memang tahu betul tentang Soeharto. Sebab, pada 1977, di era Presiden Jimmy Carter, Masters kembali mendapat tugas di Indonesia. Namun, kali ini bukan sebagai diplomat biasa, tapi duta besar. Tugas itu dijalani hingga 1981.

Saat dimintai pandangan mengenai buku Tim Weiner, jurnalis New York Times peraih Pullitzer yang menulis mantan Perdana Menteri Indonesia Adam Malik sebagai salah satu agen CIA, Masters mengaku pernah diberi tahu oleh seseorang mengenai hal itu. "Tapi, saya tidak pernah memiliki bukti konkret tentang hal tersebut," lanjutnya.

Meski pada akhir 1981 Masters kembali ditarik ke Washington, beberapa kali dia tetap keluar masuk Indonesia. Di antaranya mengawal kiprah berbagai bisnis migas di Indonesia yang saat itu menjamur.

Mungkin bukan sekadar kebetulan jika diplomat senior Amerika, Edward Eugene Masters, datang ke Indonesia selalu saat terjadi krisis. Kali ini pun

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News