Edward E. Masters, Diplomat AS

Tetap Cinta meski Trauma Akibat Bom Marriott

Edward E. Masters, Diplomat AS
Edward E. Masters, Diplomat AS
Salah satu pengalaman pribadi Masters yang menegangkan adalah pada 2003. Saat itu dia harus mengantar Presdir baru Usindo Paul Cleveland ke Indonesia. Tanpa ada perasaan apa-apa, dia memilih menginap di Hotel JW Marriott. Esoknya terjadi peledakan bom di dekat lobi. "Saat itu saya berada di lantai atas hotel. Itu sebuah pengalaman yang cukup traumatis," ungkapnya.

Meski demikian, Masters mengaku tidak kapok datang ke Indonesia. Justru, dari berbagai pengalaman selama berinteraksi dengan bangsa ini dia merasa salut. "Kalian (bangsa Indonesia) menyelesaikan berbagai persoalan secara mandiri. Mulai penjajahan Belanda, Gestapu, kemudian era pembangunan, termasuk saat transisi menuju demokrasi," katanya.

Masters yakin hubungan Indonesia-AS akan semakin baik. Eksistensi Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi besar juga membuat potensi hubungan baik itu semakin terbuka. "Indonesia dan AS lebih banyak persamaannya ketimbang perbedaannya," katanya.

Kemarin (18/3) merupakan salah satu momen penting dalam kehidupan Masters. Sebab, sejak itu dia melepaskan jabatannya sebagai chairman di Usindo yang selama ini sukses memupuk hubungan persahabatan kedua negara. "Selama masih mampu, saya akan berusaha memberi kontribusi," katanya. (el)

Mungkin bukan sekadar kebetulan jika diplomat senior Amerika, Edward Eugene Masters, datang ke Indonesia selalu saat terjadi krisis. Kali ini pun


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News