Edward E. Masters, Diplomat AS
Tetap Cinta meski Trauma Akibat Bom Marriott
Kamis, 19 Maret 2009 – 06:17 WIB
Salah satu pengalaman pribadi Masters yang menegangkan adalah pada 2003. Saat itu dia harus mengantar Presdir baru Usindo Paul Cleveland ke Indonesia. Tanpa ada perasaan apa-apa, dia memilih menginap di Hotel JW Marriott. Esoknya terjadi peledakan bom di dekat lobi. "Saat itu saya berada di lantai atas hotel. Itu sebuah pengalaman yang cukup traumatis," ungkapnya.
Meski demikian, Masters mengaku tidak kapok datang ke Indonesia. Justru, dari berbagai pengalaman selama berinteraksi dengan bangsa ini dia merasa salut. "Kalian (bangsa Indonesia) menyelesaikan berbagai persoalan secara mandiri. Mulai penjajahan Belanda, Gestapu, kemudian era pembangunan, termasuk saat transisi menuju demokrasi," katanya.
Masters yakin hubungan Indonesia-AS akan semakin baik. Eksistensi Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi besar juga membuat potensi hubungan baik itu semakin terbuka. "Indonesia dan AS lebih banyak persamaannya ketimbang perbedaannya," katanya.
Kemarin (18/3) merupakan salah satu momen penting dalam kehidupan Masters. Sebab, sejak itu dia melepaskan jabatannya sebagai chairman di Usindo yang selama ini sukses memupuk hubungan persahabatan kedua negara. "Selama masih mampu, saya akan berusaha memberi kontribusi," katanya. (el)
Mungkin bukan sekadar kebetulan jika diplomat senior Amerika, Edward Eugene Masters, datang ke Indonesia selalu saat terjadi krisis. Kali ini pun
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408