Edy Rahmayadi Sempat Belajar Berbicara Lembut, Akibatnya Fatal, Ya Ampun
jpnn.com, MEDAN - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengakui dirinya memang tidak bisa berbicara dengan lemah lembut di hadapan publik.
Sebab, gaya bicara yang keras dan tegas sudah menjadi ciri khasnya sejak menjadi prajurit TNI.
"Saya sudah sampaikan kepada khalayak, saya tak bisa berbicara halus," ujar Edy Rahmayadi dalam acara silaturahmi dengan wartawan di Aula Tengku Rizal Nurdin, rumah dinas Gubernur Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Jumat (28/1).
Mantan Pangkostrad itu mengaku sempat belajar untuk berbicara lemah lembut, tetapi hal itu malah membuatnya sakit.
"Saya pernah belajar untuk lemah lembut, tiga bulan sakit saya."
Biarkan aku begini, jadi aku sehat, yang paling penting adalah niat apa yang harus kita lakukan bersama untuk rakyat Sumut," ujar pria kelahiran 10 Maret 1961 itu.
Oleh karena itu, mantan Panglima Kodam I Bukit Barisan tersebut meminta agar jangan ada yang memaksa dirinya untuk berbicara lemah lembut seperti halnya orang Jawa.
"Kalau saya marah, saya ambil pistol, baru itu marah saya. Memang gaya bahasa saya seperti itu."
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menjelaskan alasan mengapa tidak bisa berbicara dengan lemah lembut di hadapan publik.
- Panglima TNI Sudah Evaluasi Taktik Tempur Hadapi OPM, Pakai Diksi Hancur
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya
- Presiden Prabowo Ungkap Ciri Negara yang Gagal, Oalah
- KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali Kunjungi Perusahaan Rudal BrahMos
- Istri Serka Holmes Ikut Terlibat Pembunuhan Eks Prajurit TNI, Ini Perannya
- Bea Cukai & TNI Sita 45 Ribu Batang Rokok Ilegal Lewat Operasi Gabungan di Jeneponto