Edy Tanggapi Pemberhentian Wali Kota Siantar, Sebut Prosesnya Tak Mudah
jpnn.com - MEDAN - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyebut proses untuk memberhentikan seorang kepala daerah tidak mudah.
Edy menyatakan hal tersebut menanggapi langkah DPRD Pematang Siantar mengusulkan pemberhentian Wali Kota Siantar Susanti Dewayani ke Mahkamah Agung.
Menurut Edy, setidaknya ada tiga faktor yang bisa membuat kepala daerah berhenti dari dari jabatannya.
Yakni, dikarenakan meninggal dunia, sakit atau mengundurkan diri dari jabatannya.
"Saya belum dengar ini, Wali Kota Pematangsiantar diberhentikan."
"Tidak begitu, tidak semudah (itu) memberhentikan."
"Ada tiga persoalan yang bisa membuat seorang pejabat pemerintah daerah berhenti. Yakni, beralasan tetap, meninggal, sakit, yang ketiga adalah mengundurkan diri," ujar Edy di Medan, Rabu (22/3).
Edy juga tidak memungkiri DPRD memiliki hak untuk mengeluarkan keputusan pemberhentian.
Edy Rahmayadi menanggapi pemberhentian Wali Kota Siantar oleh DPRD Siantar, dia menyebut prosesnya tak mudah.
- KNPI Banten Ajak Mahasiswa dan Pemuda Bergerak Melawan PIK 2
- Kasasi Sritex Ditolak MA, Pemerintah Siapkan Langkah Jika Terjadi PHK
- PK Terpidana Kasus Vina Ditolak MA, Reza Indragiri Ketuk Nurani Pimpinan Polri
- MA Tolak PK Terpidana Kasus Vina Cirebon, Ini Pertimbangannya
- Bobby-Surya Unggul dari Edy-Hasan dengan Selisih Sekitar 1,6 Juta Suara
- Raih 3.645.611 Suara, Bobby Nasution-Surya Unggul di Pilgub Sumut 2024