Eep: Golkar Butuh Ikon Baru
Senin, 07 September 2009 – 22:14 WIB
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Eep Syaefulah Fatah, menegaskan bahwa Partai Golkar ke depan memerlukan ikon baru demi kelangsungan hidup dan menjaga eksistensinya dalam perpolitikan di Indonesia. "Ikon itu penting bagi Golkar, guna membangun karakter dan roh yang mampu membangkitkannya dari titik yang paling krusial dewasa ini," kata Eep saat dihubungi JPNN di Jakarta, Senin (7/9). Selain membangun cara baru dalam memandang kekuasaan, Golkar juga disarankan menjadi partai yang tak memiliki beban balas budi, baik secara internal maupun eksternal. Pasalnya, beban budi internal menyebabkan Golkar akan mengutamakan orang-orang tua dan dijauhi orang muda. Sementara, beban budi eksternal, termasuk kepada kekuasaan, menurut Eep menyebabkan Golkar disandera untuk selalu mengikuti kehendak penguasa yang tak selamanya sejalan dengan kehendak rakyat.
Ikon baru itu, lanjut Eep pula, sangat diperlukan Golkar untuk membedakan partai ini dari partai-partai lain. Kekalahan dalam Pemilu Legislatif dan Pilpres 2009, menurutnya merupakan sebuah tragedi paling krusial dalam sejarah Golkar. Sebabnya, belum pernah dalam sejarahnya Golkar kalah dengan penurunan perolehan suara paling rendah sejak zaman Soeharto.
Baca Juga:
Menurut Eep lagi, Golkar harus membangun posisi tawar baru, yang tidak semata persoalan apakah akan menjadi oposisi atau bukan, tetapi lebih kepada cara Golkar memandang kekuasaan. Golkar harus menjadi tempat rakyat mengadu. "Inilah salah satu posisi tawar yang harus diperankan Golkar ke depan," kata Eep.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Eep Syaefulah Fatah, menegaskan bahwa Partai Golkar ke depan memerlukan ikon baru demi
BERITA TERKAIT
- Pakar Prediksi Putaran Kedua Pilgub Jakarta Bakal Sengit
- Jika Pilkada Jakarta 2 Putaran, RK-Suswono Berpeluang Menang
- Pramono Mendeklarasikan Kemenangan, Tim RIDO Bilang Tak Resmi
- Anomali di Pilkada Banten, Airin Sudah Memenangkan Prabowo, Tetapi Dikerjai Parcok
- ASR-Hugua Unggul di Pilgub Sultra versi Quick Count Charta Politika
- Partisipasi Pilgub Jakarta Rendah, Arief Rosyid Ungkap Penyebab Pemilih Muda Pilih Golput