Efek Politik Mahal Pada Pilpres Sangat Berbahaya!
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menyebut efek mahalnya biaya politik yang dikeluarkan pada pelaksanaan pemilihan presiden, sangat berbahaya.
Menurutnya hal itu menjadi bumerang bagi keberlangsungan sistem demokrasi dan keberadaan partai politik di Indonesia.
Biaya politik mahal disebut juga terjadi dalam pelaksanaan pemilu legislatif dan pemilihan kepala daerah.
"Hal itu melahirkan praktik-praktik korup yang dilakukan para politikus atau pejabat yang terpilih."
"Karena keterpilihan mereka tidak ditentukan kualitas dan kapabilitasnya, tetapi 'isi tas' atau besaran dana politik yang bersumber dari kantong pribadi atau dari penyandang dana," ujar Fahri dalam keterangannya, di Jakarta, Minggu (5/9).
Dia menilai tidak mengherankan ketika para politikus terpilih dalam jabatan tertentu, maka yang terpikir pertama kali bagaimana mengembalikan biaya politik yang telah dikeluarkan.
Menurut dia, hampir tidak ada klaster politik yang tidak ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kasus terbaru adalah seorang anggota DPR dengan istrinya yang merupakan seorang bupati ditangkap KPK.
Fahri Hamzah menyebut efek biaya politik mahal pada pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) sangat berbahaya.
- Bahlil Yakin Ridwan Kamil Menang 1 Putaran, Sama Seperti Prabowo di Pilpres
- Gibran Diduga Mulai Bersiap untuk Pilpres 2029, Indikasi Berani Menelikung Prabowo?
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Prabowo Resmikan Gerakan Solidaritas Nasional, Ini Tujuannya
- Sejumlah Tokoh Merapat ke Kediaman Prabowo, Dari Fahri Hamzah Hingga Budiman
- Orang Dekat Prabowo Beri Sinyal Fahri Hamzah jadi Menteri Perumahan