Efisiensi Anggaran, Dugderan 2025 di Kota Semarang Digelar Sederhana

Efisiensi Anggaran, Dugderan 2025 di Kota Semarang Digelar Sederhana
Prosesi Dugderan dengan arak-arakan Warak Ngendog menyambut datangnya Ramadan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Foto: Humas Pemkot Semarang.

jpnn.com - SEMARANG - Pawai Dugderan yang menjadi tradisi menyambut bulan suci Ramadan di Kota Semarang tahun ini bakal digelar secara sederhana, karena menyesuaikan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang R Wing Wiyarso, prosesi Dugderan tahun ini hanya digelar satu sesi.

"Kami lakukan efisiensi. Setiap tahun kegiatan Dugderan selalu berlangsung dua sesi. Kami efisienkan menjadi satu kegiatan saja," ujar Wing, Senin (17/2).

Sebagai gantinya, pawai yang melibatkan anak-anak sekolah dilakukan bersamaan dengan puncak kirab budaya Dugderan di Balai Kota Semarang.

Karnaval diikuti prajurit Patang Puluhan berjalan.

Pasukan yang juga disebut Berkudo ini mengawali proses kirab budaya menuju Masjid Agung Semarang Kauman.

Pawai dimeriahkan oleh berbagai komunitas yang selama ini berpartisipasi.

Tidak ketinggalan ialah arak-arakan Warak Ngendog, binatang mitologi dengan kepala berbentuk naga, tubuh seperti burak, dan kaki menyerupai kaki kambing yang menggambarkan akulturasi budaya Kota Semarang.

Efisiensi anggaran, Dugderan 2025 di Kota Semarang, Jateng, bakal digelar secara sederhana.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News