eHAC Bocor Sebelum Gabung ke Pedulilindungi?
jpnn.com, JAKARTA - Peneliti data siber vpnMentor menemukan fakta aplikasi lama eHAC di bawah naungan Kementerian Kesehatan tidak memiliki perlindungan yang memadai.
Peneliti vpnMentor Noam Roten menggarisbawahi dari deretan aplikasi yang dimiliki Indonesia, terkait penanganan Covid, hanya aplikasi lama eHAC yang mudah diretas.
Di sisi lain, peneliti vpnMentor tak menemukan kelemahan pada aplikasi Pedulilindungi.
Kementerian Kesehatan selaku pengelola eHAC mengakui aplikasi lama mereka memang rentan.
Namun, dia menjelaskan semua data kini telah beralih dan terintegrasi ke Pedulilindungi, yang terbukti memiliki sistem keamanan yang sangat baik.
Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes Anas Mar'ruf, kelemahan eHAC sebagai aplikasi yang terpisah dikarenakan kebocoran dari pihak mitra.
Sebaliknya, data yang telah diintegrasikan ke Pedulilindungi sudah teruji keamanannya dari lembaga nasional dan interasional.
"Data eHAC yang lama tidak terhubung dengan data yang ada di PeduliLindungi. Terkait yang baru (dalam Pedulilindungi) sudah dijamin keamanannya, sudah di pusat data nasional," kata Anas, Selasa (31/8).
Kementerian Kesehatan selaku pengelola eHAC mengakui aplikasi lama mereka memang rentan.
- KTKI Soroti Proses Penerbitan Kepres KKI oleh Kemensetneg
- Kemenkes Diminta Tuntaskan Masalah Pemberhentian Anggota KTKI
- A2KPI Desak Percepatan Penyusunan Rencana Aksi Nasional Kanker Payudara
- Kemasan Rokok Polos Dinilai Menghambat Hak-hak Konsumen
- Gelar Pertemuan Tahunan di Bandung, Perbani: Bahas Inovasi Terkini
- Lestari Moerdijat: Deteksi Dini Kanker Payudara Harus Terus Dilakukan