Eijkman
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Masyarakat dipaksa untuk menuruti semua program dan yang menentang akan dianggap sebagai pembangkang yang dikenai sanksi sosial dan sanksi hukuman.
Vaksinasi, yang seharusnya menjadi opsi bagi warga negara berubah menjadi obligasi, kewajiban, yang diterapkan dengan pemaksaan sanksi sosial dan sanksi hukum.
Praktik sosial ini dilakukan melalui proses normalisasi yang kemudian diendapkan dan diinternalisasikan melalui proses pembiasaan dalam masyarakat untuk kemudian memengaruhi sikap dan perilaku masyakarat.
Setelah dinormalisasi maka posisi masyarakat pun menjadi ‘’vehicle of power’’ atau kendaraan kekuasaan. Warga masyarakat yang sudah divaksin menjadi bagian dari praktik sosial yang normal, sedangkan mereka yang menolak vaksin dianggap sebagai abnormal lalu dikucilkan melalui berbagai sanksi.
Peleburan Eijkman ke dalam BRIN adalah bukti fenomena relasi kuasa dan pengetahuan itu. (*)
Penemuan Eijkman membuka khazanah baru tentang vitamin. Berkat jasanya tersebut, ia mendapat Hadiah Nobel 1929.
Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror
- Gandeng BRIN, Mendes Yandri Yakin Sukses Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia
- Akustika Swara Indonesia dan BRIN Kembangkan Tabung Impedansi
- Ahli BRIN Mengingatkan Soal Pentingnya BMS Untuk Kendaraan Listrik
- Ramai Dibicarakan Fenomena Bulan Kembar, BRIN Beri Penjelasan
- Pengelolaan Limbah Baterai Motor Listrik Perlu Dukungan Semua Pihak
- BNPB: Kemungkinan Gempa Bandung Dipicu Sesar Belum Terpetakan, Bukan Garsela