Eka Eki

Oleh Dahlan Iskan

Eka Eki
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Rupanya ia kerasan di kota yang baru ini. Ia memberi tahu teman-temannya: di Minneapolis sudah seperti di rumah sendiri.

Minneapolis kota besar sekali. Lebih besar lagi karena tidak menjaga jarak dengan kota besar lainnya: St Paul --yang lebih indah.

Nasib Floyd sial banget malam itu. Belum terlalu malam. Baru pukul 20.00 lebih sedikit. Ia memarkir mobil tidak jauh dari sebuah toko di pojok jalan.

Itulah toko yang populer di kompleks tersebut --sebagai jujukan untuk membeli rokok mentol.

Penjaga toko itu menelepon 911. Ia melaporkan: baru saja ada pembeli rokok mentol dengan uang palsu. Yakni uang lembaran 20 dolar --sesuai dengan harga rokok mentol di sana: sekitar Rp 300.000.

"Apakah orangnya kulit hitam, kulit berwarna, Latin atau Asia?" tanya petugas 911.

"Ya...begitu," jawab petugas toko.

"Ya begitu bagaimana?" tanya petugas lagi. Sambil mengulangi pertanyaan detil warna kulit tadi.

Wali kota Minneapolis memang tidak bisa ngamuk-ngamuk. Apalagi sambil menangis-nangis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News