Eko Ramaditya Adikara, Tunanetra Kreator Musik Nintendo
Tak Mengenal Not Balok, Hanya Andalkan Feeling
Jumat, 11 Juni 2010 – 08:03 WIB
Nada Mario tersebut diaransemen ulang dengan seabrek program musik digital. Hasilnya luar biasa. Musik game bergenre petualangan itu seolah dihasilkan dari alat musik langsung. Bukan sekadar efek keyboard.
Begitu juga musik untuk game Final Fantasy VII. Dalam game yang populer di kalangan gamer itu, Rama menambahkan unsur-unsur etnik. "Ini coba dengar," ujarnya lantas menekan tombol enter. Saat musik mengalun, dia lantas mengambil seruling di laci di bawah layar komputer. Dia meniup seruling persis saat melodi seruling masuk dalam lagu tersebut.
Rama memang gila komputer sejak kecil. Dia tak bisa dilepaskan dari ketertarikannya pada komputer saat berusia tujuh tahun. Saat itu, dia dimasukkan asrama sejak SD hingga SMA. Itu ditujukan agar dia bisa hidup mandiri. Setiap selesai jam pelajaran, ayahnya menjemput dari sekolah dan mengajak ke kantor.
Di situ, Rama mengenal permainan komputer yang saat itu masih berbasis DOS (disc operating system). Semua permainan menggunakan disket. Dia juga mulai mengutak-atik aplikasi pengolah kata seperti Word Star (WS) dan pengolah data Lotus.
EKO Ramaditya Adikara benar-benar moncer. Kendati tidak bisa melihat, prestasinya sangat cemerlang. Dia menjadi salah seorang komposer Nintendo,
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas