Ekonom Mewanti-Wanti, Pengelolaan Danantara Jangan jadi Bola Panas

Ekonom Mewanti-Wanti, Pengelolaan Danantara Jangan jadi Bola Panas
Peneliti Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Galau D. Muhammad mewanti-wanti pemerintah agar mengelola Danantara dengan profesional. ANTARA/Muhammad Heriyanto/am.

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Galau D. Muhammad mewanti-wanti pemerintah agar mengelola Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dengan profesional.

Pasalnya, Danantara yang memiliki konsep Sovereign Wealth Fund (SWF) cukup berisiko di tengah kondisi perekonomian Indonesia saat ini.

Menurut Galau, saat ini Indonesia cukup sulit meraih pertumbuhan ekonomi lima persen karena berbagai efisiensi.

"Kita mulai di masa beberapa kali resesi bertahap dan daya beli masyarakat rendah. Pemerintah tidak bisa mengarahkan arah layar Danantara seenaknya saja. Dituntut profesionalitas," ungkap Galau kepada JPNN.com, Minggu (23/2).

Galau menilai saat ini banyak aset negara yang dikelola secara politis, bahkan sebagaian terbengkalai. Maka, Danantara diharapkan bisa mengoptimalisasi aset tersebut secara profesional, transparan, dan akuntabel.

Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu meminta pemerintah belajar dari negara sahabat Malaysia yang telah menerapkan sistem SWF terlebih dahulu.

Kegagalan 1MBD harus menjadi pelajaran yang berharga bagi Indonesia.

"Ada kerentanan kebangkrutan pemerintah waktu itu, jangan sampai ini menjadi bola panas yang tidak bisa dikelola dengan baik," kata dia.

Peneliti Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Galau D. Muhammad mewanti-wanti pemerintah agar mengelola Danantara dengan profesional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News