Ekonom: Pemerintah Harus Cepat Turunkan Inflasi

“Jadi, menaikkan tingkat bunga makin resesi, tak menaikkan tingkat bunga inflasinya naik terus. Ini suatu dilema yang luar biasa," ujarnya.
Pemerintah meyakini perekonomian Indonesia tetap solid di tengah ketidakpastian global dan penurunan pertumbuhan ekonomi dunia.
Pada Triwulan III-2022, perekonomian Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan 5,72 persen (yoy).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2023 mencapai 5,3 persen.
“Dengan pertimbangan berbagai risiko global dan domestik, kami optimis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2 persen tahun 2022 dan sebesar 5,3 persen di tahun 2023,” kata Airlangga.
Peneliti Makro Ekonomi dan Pasar Keuangan LPEM UI Teuku Riefky mengatakan perlunya bank sentral untuk menjaga agar arus modal keluar realtif bisa dikendalikan.
“Untuk itu BI tentu perlu menjaga rate differential sekaligus memperhatikan laju inflasi domestik serta nilai tukar rupiah. Jadi kalau the Fed masih akan agresif BI pun tampaknya harus menjaga agresivitas pengetatan suku bunga untuk menjaga agar arus modal keluar bisa relatif terkendali dan stabilitas nilai tukar rupiah bisa terjaga,” kata Teuku Riefky.
Kemudian untuk menjaga laju inflasi, Teuku Riefky menyarankan, sejumlah ‘extra effort’ yang dilakukan pemerintah harus terus dilakukan.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan pemerintah perlu menurunkan inflasi sesegera mungkin, terutama pada bulan Desember dan Januari 2023.
- Pemerintah Klaim Tarif Impor Trump dari AS Tak Ganggu Swasembada Nasional
- Bitcoin Menawarkan Solusi Perlindungan Nilai Aset dari Inflasi
- Pemerintah Perlu Mengambil Langkah Konkret Untuk Mendorong Masuknya Arus Investasi Asing
- Pemerintah Diminta Cabut Moratorium Pengiriman Pekerja Migran Indonesia ke Timur Tengah
- Lebaran 2025 Menceritakan Keresahan, Ekonom Nilai Perlu Evaluasi Ekonomi
- Ekonom: SKK Migas Tidak Berpihak pada Industri Besi dan Baja Nasional