Ekonom Sebut Food Estate Bukan Solusi untuk Masalah Pangan Indonesia, Harus Dievaluasi
jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan food estate bukan solusi ketahanan pangan Indonesia.
Menurut Esther, masalah ketahanan pangan harus mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, lingkungan, dan kesehatan.
"Kalau ada food estate yang buat hutan gundul, sehingga ada problem banjir, tanah longsor, itu sebaiknya dievaluasi," kata Esther.
Dia menambahkan masalah pangan di Indonesia sangat kompleks. Dia menyebut ada sejumlah tantangan yang masih harus dihadapi petani dalam proses produksi.
"Tantangan ketahanan pangan di Indonesia bukan hanya supply, lalu dengan solusi perluasan lahan. Namun, harus dilihat dari faktor akses terhadap teknologi, R&D, dan lain-lain," kata Esther.
Dia mengungkapkan permasalahan ketahanan pangan dari sisi petani, salah satunya ada pada kendala bahan baku.
"Ada masalah pupuk susah, harganya mahal," ujarnya.
Tantangan petani selanjutnya, kata Esther, adalah harga komoditas yang sering merosot saat panen.
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi pasangan capres-cawapres yang membawa program food estate.
- Lihat, Sikap Mayor Teddy Saat Prabowo Memperkenalkannya ke Joe Biden
- 59 Menteri & Wamen Kabinet Merah Putih Sudah Lapor LHKPN
- Guru Besar UI Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Babak Baru Diplomasi Indonesia
- Bohemian Blangkon
- Mendes Yandri Meminta Desa se-Kabupaten Serang untuk Bekerja Keras
- Anggap Menteri Hukum Tak Cermat Teken Aturan, Pimpinan GPK Mengadu ke Presiden Prabowo