Ekonom: Suku Bunga Tak Kan Turun Lagi Tahun Ini, Mentok 3,5 Persen

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro memprediksikan penurunan tingkat suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) oleh Bank Indonesia akan menjadi yang terakhir pada 2021.
Seperti diketahui, BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,5 persen kemarin, Kamis (18/2).
“Kami pikir ini akan menjadi penurunan suku bunga terakhir dalam siklus pelonggaran saat ini menyusul penurunan suku bunga kumulatif 250 bps dalam 20 bulan sejak Juli 2019,” katanya di Jakarta, Jumat (19/2).
Satria mengatakan prediksi tersebut didasarkan atas pernyataan kunci Gubernur BI Perry Warjiyo yang menyebutkan bahwa pemotongan suku bunga pada Februari 2021 membuat ruang untuk menurunkannya lebih lanjut menjadi lebih terbatas.
Tak hanya itu, Satria menuturkan Perry juga telah mengisyaratkan, bank sentral lebih cenderung mempertimbangkan alternatif lain termasuk pelonggaran kuantitatif.
“Poin kuncinya di sini adalah pernyataan penutup Gubernur yaitu ‘dengan pemotongan ini, jelas ruang untuk menurunkannya lebih lanjut akan lebih terbatas’,” ujarnya.
Sementara itu, Satria menyatakan pihak BI harus mengambil sikap yang lebih berhati-hati di masa mendatang karena bank sentral di seluruh dunia lebih cenderung untuk membalikkan siklus pelonggaran mereka.
Dia menjelaskan bank sentral di seluruh dunia lebih cenderung untuk tidak melanjutkan siklus pelonggaran mereka dalam rangka mengantisipasi lonjakan inflasi dan kenaikan imbal hasil global.
Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro memprediksikan penurunan tingkat suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR) oleh Bank Indonesia akan menjadi yang terakhir pada 2021. Simak selengkanya..
- Jakarta Beat Society 2025 Sedot Animo Ribuan Pengunjung
- 7 Program Prioritas Herman Deru untuk Pemerataan Kesejahteraan Rakyat di Sumsel
- Ini Upaya Bea Cukai Perkuat Kolaborasi dengan Perusahaan Berstatus AEO di 2 Daerah Ini
- Bank Mandiri Tebar KUR UMKM Rp 12,8 Triliun per Maret 2025
- Siasat Sri Mulyani untuk Meredam Tarif Resiprokal Amerika Serikat
- Pemerintah Prediksi Nilai Transaksi Ritel di 2025 ini Bakal Turun 8 Persen