Ekonomi Belum Pulih, Konsumen Tiongkok Mengurangi Belanja dan Perbanyak Menabung
'Takut untuk belanja'
Yang, seorang perempuan warga Beijing berusia 35 tahun yang hanya mau menyebut nama keluarganya mengatakan sekarang dia hanya membeli tas dari bahan katun dan bukan lagi tas bermerek yang mahal.
Dia mengatakan juga secara drastis mengurangi pengeluaran untuk membeli kosmetik dan alat-alat kecantikan lainnya setelah suaminya kehilangan pekerjaan di bidang real estate tahun lalu.
Dalam sebuah postingan di media sosial, Yang mengatakan dia dulu biasa membeli produk perawatan kulit dari merek ternama hingga seharga 3.000 yuan (lebih dari Rp6 juta) per barang, namun sekarang ia membeli produk yang lebih murah seharga 500 yuan.
"Suami saya dan saya selalu mengatakan bahwa semua ini akan berlalu, mari bertahan dan melewati masa kelam ini." katanya kepada ABC.
"Namun tidak seorang pun tahu berapa lama saat sulit ini akan berlangsung."
Shi Heling akademisi di Fakultas Ekonomi di Monash University di Melbourne mengatakan konsumen Tiongkok saat ini "takut untuk belanja."
"Ada ketakutan bahwa keadaan akan semakin memburuk bagi perekonomian Tiongkok," kata Shi.
"Yang pertama, warga tidak lagi memiliki banyak uang tunai saat ini."
Saat perekonomian Chnina masih sulit bangkit setelah pandemi, kepercayaan konsumen negeri itu masih lemah sehingga warga menggunakan media sosial untuk berbagi cara hidup lebih hemat
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor