Ekonomi Belum Pulih, Konsumen Tiongkok Mengurangi Belanja dan Perbanyak Menabung

Hal tersebut membuat warga Shanghai, David Li dan pasangannya membayar lebih cepat cicilan rumah mereka.
Pasangan ini sudah menambah pembayaran cicilan dari semula 10 ribu yuan menjadi 30 ribu yuan per bulan yang setara dengan 75 persen pendapatan mereka bersama.
Li mengatakan dia memutuskan untuk membayar lebih banyak untuk cicilan rumah daripada membeli kamera digital dan mobil.
Dan dia tidak sendirian. Data menunjukkan pembelian mobil di Tiongkok turun dalam 3 bulan pertama tahun 2023.
Li yang berusia 33 tahun dan bekerja sebagai agen penjualan rumah juga menulis lebih sering di media sosial mengenai pengalamannya dengan menggunakan tagar #ConsumptionDowngrade.
Dalam sebuah video yang diposting di Red, Li menyampaikan kekhawatirannya akan perekonomian Tiongkok, dengan mengatakan beberapa restoran dan cafe tidak jauh dari gedung perkantoran di Shanghai sekarang tutup.
"Sekarang variasi bisnis yang ada berkurang dibandingkan dulu," katanya.
"Mereka yang masih memiliki pekerjaan bekerja lebih keras, dan takut menghabiskan uang karena mereka tidak tahu apakah mereka yang akan berhenti bekerja besok."
Saat perekonomian Chnina masih sulit bangkit setelah pandemi, kepercayaan konsumen negeri itu masih lemah sehingga warga menggunakan media sosial untuk berbagi cara hidup lebih hemat
- Tarif Tarifan
- JATMA Aswaja Tegaskan Komitmen Bangun Ekonomi Umat dan Cinta Tanah Air
- Proyeksi IMF, Indonesia Peringkat 7 PDB Terbesar Dunia pada 2025
- Catatan Utang Indonesia Terbaru, Sebegini Nilainya
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia