Ekonomi Dikelola Secara Naif, BI Lakukan Proteksi
Kamis, 01 Desember 2011 – 08:18 WIB
Langkah strategis itu, meningkatkan intensitas monitoring baik terhadap pasar keuangan maupun ketahanan perbankan dalam menghadapi gejolak pasar keuangan. Monitoring ketat terhadap kondisi likuiditas di pasar antar bank sangat penting karena krisis keuangan umumnya diawali dengan tekanan nilai tukar dan keketatan likuiditas di pasar antar bank yang ditandai dengan melonjaknya suku bunga pasar.
Langkah lainnya mempersiapkan Protokol Manajemen Krisis (PMK) untuk pencegahan dan penanganan krisis yang dikomunikasikan dengan PMK instansi lainnya. Upaya memperkuat stabilitas moneter dan sistem keuangan perlu pedoman dan payung hukum yang mengatur proses pencegahan dan penanganan krisis secara sistematis dan terintegrasi. Maka, PMK yang dimiliki BI dan pemerintah perlu didukung UU Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK).
Bank sentral juga melakukan operation twist di pasar valas dan surat berharga negara (SBN) sehingga BI dapat memasok valas dan menyerap rupiah, selanjutnya memakai rupiah itu untuk membeli SBN di pasar sekunder. Operation twist memberikan manfaat terutama menstabilkan kurs dan harga SBN, serta menambah akumulasi stok SBN di BI, yang digunakan untuk operasi moneter (Reverse Repo). BI juga menurunkan BI rate dari 6,75 persen menjadi 6,0 persen. (lum)
JAKARTA - Perekonomian Indonesia selama ini dikelola dengan cara agak naif terhadap dinamika pasar. Ada pemahaman bahwa pengelolaan ekonomi cukup
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Shell Membantah Bakal Tutup SPBU di Indonesia
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan