Ekonomi Diproyeksi Tumbuh 5,0 - 5,5 Persen

Ekonomi Diproyeksi Tumbuh 5,0 - 5,5 Persen
Ekonomi Diproyeksi Tumbuh 5,0 - 5,5 Persen

Misalnya, kata Doddy, besarnya impor bahan pangan, impor BBM, maupun impor berbagai barang konsumsi, sebenarnya sudah diidentifikasi sejak bertahun-tahun lalu. Sayangnya, sektor riil tidak bisa memperbaiki itu.

Sementara kinerja ekspor terhambat karena sektor riil tidak bisa menciptakan nilai tambah. Contohnya, aturan larangan ekspor bahan tambang mentah, hingga kini belum efektif. Padahal, jika ekspor bisa bisa dilakukan dalam bentuk barang jadi, nilainya akan jauh lebih tinggi. "Jadi, kita harus memaklumi langkah BI melambatkan ekonomi," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, kenaikan BI Rate tidak menyurutkan optimisme pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,7 - 5,8 persen. "Kuncinya adalah pertumbuhan ekonomi di triwulan IV, ini yang akan kita jaga," ujarnya.

Bambang menyebut, salah satu langkah yang akan ditempuh pemerintah adalah kembali mengeluarkan paket kebijakan untuk mendorong investasi. Dengan begitu, perlambatan pertumbuhan ekonomi bisa diminimalisir. "Tapi, ini bukan solusi instan," katanya.

Doddy menambahkan, paket kebijakan untuk menggaet investasi memang tidak akan bisa memberi dampak jangka pendek. Sebab, sejak paket insentif investasi diluncurkan, pelaku usaha mungkin butuh waktu 6 - 12 bulan untuk mulai merealisasikan investasi.

"Paket insentif yang sebelumnya sudah dirilis, termasuk paket insentif yang akan dirilis Desember nanti, dampaknya baru akan terasa tahun depan," ucapnya. (owi)


JAKARTA - Pengetatan kebijakan moneter oleh Bank Indonesia (BI) akan membawa konsekuensi serius. Menaikkan suku bunga BI Rate ibarat menginjak pedal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News