Ekonomi Global Melambat, Pelaku Pasar Wait And See
jpnn.com, JAKARTA - Rupiah menjadi salah satu mata uang yang menguat di tengah pelemahan kurs negara-negara Asia lainnya pada perdagangan Selasa (5/3).
Kemarin rupiah diperdagangkan pada kisaran 14.217 sampai 14.075 per USD.
Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatatkan nilai tukar rupiah terhadap USD pada angka 14.146.
Posisi tersebut menguat dari hari sebelumnya yang sebesar Rp 14.149 per USD.
Pengamat ekonomi Indef Bhima Yudhistira menuturkan, penguatan rupiah merupakan dampak positif ekspor ke Tiongkok.
Kendati pertumbuhan perekonomian Tiongkok diproyeksikan turun 6–6,5 persen lebih rendah daripada tahun lalu, PM Li Keqiang tetap memberlakukan paket stimulus sebesar 2 triliun yuan atau setara dengan USD 298,3 miliar (sekitar Rp 4.212 triliun).
”Itu membuat pemain ekspor ke Tiongkok lega. Imbasnya pun positif ke rupiah,” kata Bhima.
Selain itu, sentimen positif pasar terhadap rupiah terpicu sinyal The Fed yang akan menahan kenaikan bunga acuan.
Rupiah menjadi salah satu mata uang yang menguat di tengah pelemahan kurs negara-negara Asia lainnya pada perdagangan Selasa (5/3).
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Bank Indonesia Perkuat Sinergi Keuangan Syariah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Ramalan Bank Indonesia Bikin Peluang Rupiah Melaju ke Level Rp 15.500
- Prabowo Tambah Jumlah Kabinet, Ketum GP Ansor: Relevan Jika Disiapkan Hadapi Tantangan Ekonomi Global