Ekonomi Jatim Melambat
jpnn.com - SURABAYA - Pertumbuhan ekonomi Jatim mengalami perlambatan pada triwulan ketiga 2014 yang hanya sebesar 5,91 persen. Sementara bila dibandingkan dengan triwulan ketiga 2013 lalu mencapai 6,51 persen.
Kepala BPS Jatim Sairi Hasbullah mengatakan kondisi itu imbas dari melambatnya sejumlah sektor, antara lain pertambangan, sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa.
"Sedangkan sektor yang tumbuh ialah bangunan sebesar 9,46 persen. Karena pada triwulan ketiga masih banyak pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, jalan layang, pembangunan box culvert dan lain-lain. Diikuti sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 8,01 persen dan sektor listrik, gas dan air bersih yang tumbuh 6,56 persen," terangnya.
Sedangkan struktur ekonomi jatim menurut lapangan usaha masih didominasi sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan dan sektor pertanian dengan kontribusi total 73,03 persen.
Tapi kalau dibandingkan triwulan ketiga 2013 sedikit mengalami penurunan dengan kontribusi 73,30 persen.
"Sektor perdagangan hotel dan restoran menyumbang 31,43 persen. Salah satunya ditopang momen hari raya idul fitri dan kenaikan daya beli masyarakat, sehingga pembelian barang-barang non makanan juga mengalami peningkatan," jelasnya.
Sementara total nilai PDRB Jatim pada triwulan ketiga 2014 sebesar Rp 328,40 triliun. Dibandingkan triwulan kedua 2014 tumbuh 4,04 persen yang mencapai Rp 315,65 triliun.
"Komponen penyumbang pertumbuhan ekonomi pada triwulan ketiga 2014 (q to q) ialah konsumsi pemerintah dengan pertumbuhan 10,10 persen, kemudian pembentukan modal tetap bruto 3,76 persen dan konsumsi rumah tangga 2,92 persen. Khusus konsumsi pemerintah, pertumbuhan ini karena penyerapan anggaran secara triwulan mengalami kenaikan. Tapi kalau dibandingkan triwulan ketiga 2013 mengalami penurunan," terang dia. (res)
SURABAYA - Pertumbuhan ekonomi Jatim mengalami perlambatan pada triwulan ketiga 2014 yang hanya sebesar 5,91 persen. Sementara bila dibandingkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Demi Kemajuan Koperasi, Forkopi Menyerukan Diakhirinya Dualisme DEKOPIN
- Indef Beberkan Kondisi Ekonomi, PPN 12% Tak Realistis
- Pengamat: Prabowo Bisa Mengajukan Penundaan PPN 12 Persen dalam APBNP 2025
- ASDP Catat Lebih dari 1.400 Kendaraan Menyeberang menuju Pulau Samosir Libur Nataru 2024-2025
- Tingkatkan Profit UMKM Lewat Digitalisasi dan Pelatihan Pasar
- Dukung Reformasi Berkelanjutan di Bea Cukai, Bappisus Tekankan Pentingnya Kolaborasi