Ekonomi Kian Sulit, Pernikahan Anak Meningkat Selama Pandemi

Pasangan itu memiliki anak pertama tidak lama setelah menikah.
Mai mengaku tidak bisa lagi membuat keputusan sendiri, termasuk pakaian yang ingin dia kenakan atau bagaimana ia harus menata rambutnya.
"Setiap hari, semua keputusan yang saya buat harus bergantung pada suami dan mertua saya," katanya.
"Bila anak saya sakit dan saya ingin membawanya ke rumah sakit, namun mertua tidak setuju, maka saya tidak bisa berbuat apa-apa."
Sekarang di usianya yang ke-21 dan sedang mengandung anak ketiga, Mai mengaku tak lagi melihat adanya kegembiraan dalam bernyanyi.
Teknologi bisa membantu akhiri adat istiadat
Dalam laporan badan amal Plan International bulan ini, disebutkan hilangnya mata pencaharian selama pandemi telah menjadikan 13 juta anak perempuan berisiko menikah muda selama dekade mendatang.
Badan amal lainnya World Vision melaporkan COVID-19 telah mendorong lonjakan terbesar dalam pernikahan anak selama 25 tahun terakhir.
Menurut Susanne Legena, Direktur Plan International Australia, terjadi juga peningkatan praktek sunat perempuan dan kehamilan remaja selama periode ini.
Dalam laporan badan amal Plan International bulan ini, disebutkan hilangnya mata pencaharian selama pandemi telah menjadikan 13 juta anak perempuan berisiko menikah muda
- Vietnam Tersingkir dari Piala Asia U-17 2025 Secara Tragis
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Pasar Batu Bara Masih Oke, Anak Usaha SGER Teken Kontrak dengan Perusahaan Vietnam
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam