Ekonomi Lesu, Bisnis TV Berbayar dan Internet Tetap Melaju
jpnn.com - JAKARTA – Di tengah lesunya perekonomian di awal tahun ini, industri berbasis internet tetap bergerak positif.
Perusahaan broadband dan TV berbayar milik grup Lippo, PT Link Net Tbk (LINK), contohnya, menikmati pertumbuhan kinerja pada triwulan pertama 2015.
Bisnis LINK yang menawarkan produk utama jaringan internet berbasis kabel mencatat kenaikan pendapatan sebesar 21,8 persen menjadi Rp 599,9 miliar di tiga bulan awal ini dibandingkan triwulan pertama 2014. EBITDA meningkat sebesar 26 persen menjadi Rp 345,4 miliar dengan margin 57,6 persen.
Meski begitu, laba bersih hanya naik 4,9 persen menjadi Rp 145,2 miliar. Anak usaha First Media itu meningkatkan keterjangkauan layanan dengan menambah jaringan kabel fiber optik sebanyak 56.706 homes passed (rumah tangga yang dilalui jaringan) sepanjang tiga bulan atau hampir 1,5 juta homes passed secara total.
CEO LlNK Richard Kartawijaya mengatakan, situasi di industri yang digelutinya cukup menggembirakan di awal tahun ini.
"Kami sangat senang dengan hasil yang kami capai pada kuartal I 2015 yang menunjukkan adanya permintaan yang tinggi dari konsumen atas jasa broadband dan televisi berbayar," ujarnya hari ini (30/4).
LINK, kata dia, menangkap kenaikan permintaan itu dengan melakukan peluasan jaringan. "Tahun 2015 telah dimulai dengan sangat baik dan kami berada di posisi yang kuat untuk mencapai target tahun ini," kata Richard.
Di awal tahun ini, jumlah pelanggan LINK bertambah 30 ribu menjadi 784 ribu secara total. Perseroan menawarkan bundling broadband dengan TV berbayar karena dilayani dengan satu kabel yang sama.
JAKARTA – Di tengah lesunya perekonomian di awal tahun ini, industri berbasis internet tetap bergerak positif. Perusahaan broadband dan TV
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru