Ekonomi RI Tumbuh di Atas 5 Persen, Pakar Ini Beri Peringatan kepada Pemerintah
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengingatkan pemerintah agar tidak lengah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Bhima memprediksi banyak hal yang bisa menghambat pertumbuhan ekonomi nasional di tahun depan.
"Indikator tersebut, seperti kenaikan tingkat inflasi, suku bunga pinjaman, tekanan biaya produksi manufaktur, dan pelemahan kurs rupiah," ujar Bhima saat dikonfirmasi, Senin (7/11).
Selain itu, tingginya pertumbuhan ekonomi di tahun ini terjadi karena perbandingan basis yang rendah (low base effect) dari tahun lalu.
"Pertumbuhan ekonomi terjadi karena low base effect atau basis yang rendah," kata Bhima.
Menurutnya, pada kuartal ketiga tahun lalu, terjadi kenaikan kasus positif Covid-19 hingga 26 ribu orang.
Pemerintah pun melakukan pembatasan kegiatan ekonomi.
"Kondisi sebaliknya terjadi pada kuartal ketiga tahun ini, pemerintah banyak memberikan kelonggaran beraktivitas kepada masyarakat dan pertumbuhan juga didorong tingginya harga komoditas produk ekspor," ungkapnya.
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengingatkan pemerintah agar tidak lengah.
- Kabar Baik, Target KUR 2025 Naik jadi Rp 300 Triliun
- Banggar DPR RI Minta Pemerintah Menyiapkan 9 Langkah Setelah PPN 12 Persen Berlaku
- PT Akulaku Finance Indonesia Capai Kesepakatan Rp 600 Miliar dengan 3 Bank
- Hingga Kuartal III 2024, Pembiayaan Keuangan Berkelanjutan BSI Tembus Rp 62,5 Triliun
- Pengamat: Masyarakat Nantikan Tata Kelola Tambang yang Berpihak, Bukan Janji Manis
- BNI, CIMB Niaga, & CIMB Niaga Finance Salurkan Bantuan kepada Siswa di NTT