Ekonomi Syariah Bisa Genjot PDB Hingga Rp 80 Triliun Bila Terus Dikembangkan
Untuk meningkatkan ekspor produk halal, Indonesia harus mengutamakan hubungan perdagangan dan jasa bernilai tinggi kepada negara-negara khususnya negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
"Ini pasarnya sangat besar sekitar USD 3,8 miliar dari negara OKI dan nonOKI. Tentu BI bersama pemerintah, Kementerian/ Lembaga dan stakeholder juga yang tergabung dalam wadah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) terus bersinergi dan berkolaborasi mempercepat perkembangan ekonomi syariah," ungkapnya.
Direktur Industri Produk Halal KNEKS Afdhal Aliasar mengatakan, guna mendukung hal tersebut, pihaknya akan memperkuat data industri produk halal, melalui kerja sama dengan bea cukai untuk kodefikasi produk halal.
"Jadi produk halal yang diekspor akan dikodefikasi sebagai produk yang bersertifikasi halal. Selanjutnya kita akan membuka lebih lebar lagi impor data produk halal, jadi ada integrasi data produk halal dengan transaksi perdagangan ekspor/ impor," tukas Afdhal.
Harapannya, dengan adanya integrasi data maka akan tercapai statistik produk halal yang lebih valid.(chi/jpnn)
Saat ini banyak negara di dunia yang menjadikan ekonomi dan keuangan syariah sebagai tulang punggung perekonomiannya, bahkan termasuk negara yang mayoritas penduduknya bukan muslim.
Redaktur & Reporter : Yessy
- Upaya Bank Mandiri Memanfaatkan Analitik Data Diakui Secara Global
- IP Expo Indonesia 2025 Ungkap Potensi Lisensi IP untuk Mendorong Inovasi & Bisnis
- Eddy Soeparno Sebut Perdagangan Karbon Internasional Pilar Ekonomi Baru Indonesia
- MAXY Academy Ajak Talenta Muda Indonesia Bertransformasi
- MIND ID Nilai Pengamat Pertambangan Berperan dalam Optimalisasi Hilirisasi
- Penurunan Angka Kemiskinan di Sumut pada 2024 yang Tertinggi di Indonesia